Secara kolaboratif peserta ICYA didorong untuk menghasilkan gagasan solusi yang membangun (bahkan merevolusi) pertanian dalam bentuk position paper. Lebih lanjut, hasil konferensi akan dibawa ke platform yang lebih besar sebagai suara generasi muda, termasuk di hadapan organisasi-organisasi utama global, seperti Food Agriculture Organization (FAO) dan World Food Forum.
Pada penyelenggaraan kali ini di Yogyakarta, ICYA 2024 mengangkat tema besar: “Youth-Led Solutions for Zero Hunger: Nurturing a Sustainable Future through Agriculture,” yang melibatkan 91 mahasiswa dari 11 negara.
“Kami mengapresiasi dukungan Bayer kepada generasi muda di ranah pertanian selama ini. Melalui ICYA 2024, para muda di bidang pertanian diharapkan lebih berdaya untuk berkontribusi mewujudkan kelaparan nihil pada 2030 mendatang – selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang ditargetkan PBB,” tukas Gilmore Ginting, National Director of IAAS Indonesia, sebagai pelaksana ICYA 2024.
Perhatian Bayer pada peningkatan pertanian dunia secara nyata tertegaskan melalui komitmennya untuk mendukung 100 juta petani lahan kecil di negara-negara berkembang - ditargetkan tercapai pada 2030. Khusus di Indonesia, Bayer menargetkan 4 juta petani lahan kecil.
Untuk mewujudkannya, Bayer juga mengedepankan kolaborasi untuk menciptakan perubahan yang berdampak. Sejak 2018, Bayer secara aktif membangun ekosistem Better Life Farming (BLF) yang memfasilitasi kolaborasi antara mitra swasta dan pemerintah guna meningkatkan penghidupan petani kecil di pedesaan. Saat ini, sudah lebih dari 2.700 Better Life Farming Centers (BFLC) beroperasi di seluruh dunia, yang melibatkan lebih dari 30 mitra. Berupa kios-agro pintar, BLFC, merupakan bagian dari ekosistem pendukung pertanian yang Bayer bangun untuk memudahkan petani setempat dalam mengakses teknologi pertanian, serta menjamin keterlibatan mereka dalam mata rantai nilai pertanian.
Di Indonesia, sejak perdana diluncurkan pada 2020, 644 BLFC (22 persen di antaranya dikelola agripreneur/pengusaha tani perempuan) telah berhasil dikembangkan dan memberi dampak pada 440.000 petani lahan kecil di 15 provinsi - yang meliputi 15 persen petani perempuan). Dampaknya, produktivitas pertanian dari penerima manfaat rata-rata meningkat hingga 20 persen, bahkan menaikkan pendapatan hingga 30 persen.
Dari sisi teknologi, Bayer mengembangkan teknologi-teknologi yang membantu dari segi produktivitas dan efisiensi, antara lain memproduksi benih bioteknologi, produk perlindungan tanaman, dan penggunaan digital farming. Bayer memfasilitasi drone untuk membantu petani menyemprotkan pestisida secara efisien. Menyederhanakan pekerjaan petani, drone penyemprot pestisida ini mengurangi waktu penyemprotan 1 hektar lahan dari 4-8 jam menjadi hanya 15-20 menit.
"Dengan berbagai inisiatif kolaboratif dan melalui pengembangan teknologi di sektor pertanian, Bayer bertekad untuk memberi dampak positif pada peningkatan kesejahteraan para petani kecil dan keluarganya. Tak hanya itu, secara bersamaan, upaya ini juga mampu membangkitkan semangat serta antusiasme para generasi muda - yang memiliki ketertarikan tinggi pada inovasi dan teknologi - dalam mendorong perubahan positif di sektor pertanian," tegas Laksmi Prasvita selaku Head of Communications, Public Affairs, Science & Sustainability, Bayer Indonesia.
Artikel Terkait
Bayer Dukung Generasi Muda Berinovasi di Bidang Pertanian Lewat ICYA 2024 di Yogyakarta, Menuju Kelaparan Nihil pada 2030