Fenomena Gunung Es, Kasus HIV/Aids di Jogja Kok Tinggi?

- Jumat, 27 Januari 2023 | 09:36 WIB
Ilustrasi Aids, Penyakit HIV/Aids seperti fenomena gunung es. Kasus di Jogj tinggi. (Pixabay/@geralt)
Ilustrasi Aids, Penyakit HIV/Aids seperti fenomena gunung es. Kasus di Jogj tinggi. (Pixabay/@geralt)

YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM - Kasus HIV/AIDS di Jogja sama halnya dengan fenomena gunung es, karena masih banyak kasus yang belum terdeteksi.

Dari data menyebutkan kasus HIV Aids di Jogja masih tinggi

Stigma negatif masyarakat terhadap ODHA juga menjadikan banyak kasus HIV/AIDS tidak terdeteksi, sebab banyak yang tidak melaporkan.

Baca Juga: Antisipasi Pembobolan Saldo Rekening Anda, Begini Tips Dari Bos BCA

Dalam penanggulangan HIV/AIDS ini, pihaknya juga berpegang pada three zero HIV/AIDS 2030. Yakni zero infeksi baru HIV, zero kematian terkait HIV/AIDS, dan zero stigma-diskriminasi.

"Masih ada stigma di masyarakat. Target ending AIDS, kita targetkan tidak boleh ada diskriminasi dengan upaya-upaya yang kita lakukan. Selama masih ada HIV/AIDS, maka masih ada stigma, maka harus zero HIV/AIDS baru agar tidak ada stigma," kata Riswanto, Sekretaris Komisi Perlindungan Aids (KPA) DIY

KPA DIY menyebut, deteksi atau penemuan kasus HIV/AIDS dilakukan secara aktif melalui screening. Screening ini juga dilakukan untuk penanganan dan penanggulangan kasus HIV/AIDS di DIY.

Baca Juga: Antisipasi Jukir Nakal, Forum Parkir Sleman Sembada Dikukuhkan  

Screening dilakukan mengingat tingginya kasus HIV/AIDS yang tercatat oleh KPA DIY. Setidaknya, kasus baru yang muncul per tahunnya di DIY mencapai rata-rata 500 kasus, dengan kasus kumulatif hingga 2022 sebanyak 6.377 kasus.

"Penemuan kasus secara aktif dengan screening dilakukan," kata Riswanto kepada Republika belum lama ini.

Sasaran screening dilakukan utamanya kepada populasi kunci, yakni mereka yang rawan menularkan HIV/AIDS. Seperti waria, lelaki seks dengan lelaki (LSL), wanita pekerja seks (WPS), dan pengguna napza suntik (penasun).

"Sasarannya misalnya kita screening di kecamatan A di desa B, di sana itu ada orang yang sekarang HIV/AIDS. Lantas kita mengedukasi mereka, maka layanan screening ini kita mengadakan di daerah itu untuk mendeteksi kemungkinan kasus (baru) lainnya," ujar Riswanto.

Baca Juga: Info dan Prakiraan Cuaca Jogja Jumat 27 Januari 2023

Jika ditemukan kasus positif HIV/AIDS saat screening, maka akan langsung ditangani. Riswanto pun menyebut bahwa seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di DIY sudah bisa melayani kasus HIV/AIDS.

"Mereka (yang positif) kita titipkan (di fasyankes), mereka akan langsung ditangani dan obatnya gratis," lanjutnya seperti yang disampaikan kepada Republika.

Tidak hanya itu, edukasi terkait HIV/AIDS ini juga dilakukan dengan sasaran utama yang juga kepada populasi kunci. Termasuk ke masyarakat, mengingat masih adanya stigma negatif terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Halaman:

Editor: Rahajeng Pramesi

Sumber: Republika

Tags

Artikel Terkait

Terkini

BTN Himbau Nasabah Jaga Kerahasiaan Data

Jumat, 17 Maret 2023 | 21:19 WIB
X