SLEMAN, AYOYOGYA.COM - Dokter Spesialis Anak RSUD Sleman dr R. Yuli Kristyanto mengungkapkan obat memang menjadi salah satu risiko. Namun bukan pula satu-satunya penyebab gagal ginjal akut pada anak yang terjadi pada saat itu juga
Di Indonesia, BBPOM sedang lakukan penyelidikan terhadap obat yang mengandung EG dan DEG. Daftar obat yang sudah keluar masuk daftar diketahui mengandung dua zat tersebut, masih berupa daftar sementara dan masih akan diperiksa.
"Masih ada banyak obat yang akan diteliti BPOM. Kita tunggu sampai final," ucapnya.
Untuk paracetamol, masuk dalam salah satu jenis obat yang wajar berada di setiap rumah sebagai pertolongan pertama pada demam.
Baca Juga: Hadapi Resesi, Fakultas Ekonomi UMBY Beri Pelatihan dan Seminar Pasar Modal
"Tapi ada obat di Indonesia yang over the counter (bisa dibeli tanpa resep) yang sebenarnya itu sirup dengan kandungannya berbagai macam. Orang tua di masa-masa ini, sebaiknya berkonsultasi ke dokter bila anak menunjukkan gejala tertentu. Tidak membeli obat yang tidak jelas keamanannya," pintanya.
Apalagi saat ini, setiap dokter mengganti obat sirup dengan puyer, untuk sementara waktu. Kalaupun ada penggunaan obat sirup yang tidak berubah, itupun karena penyakit yang diderita anak adalah penyakit tertentu.
Ia menyebutkan jika anak sakit, diawali demam dan panas, maka orang tua jangan tergesa-gesa memberikan obat.
Baca Juga: Kemenkes Klarifikasi Daftar Obat Adanya Senyawa Berbahaya yang Viral di Medsos Hoax
Panas atau demam pada anak bisa disebabkan karena beberapa hal. Misalnya kurang cairan.
"Beri minum dulu, kompres dulu. Selain itu, berikan anak makan dan minum yang cukup serta meminta anak beristirahat.
Kalaupun harus pakai obat, jangan pakai sirup dulu. Kalau memang harus minum obat, jangan pakai cair, gunakan tablet hisap atau kapsul. Demikian juga hindari dulu sirup kering, resep sirup kering itu biasanya bisa diencerkan menggunakan air. Itu juga jangan digunakan dulu, tunggu investigasi dulu," terangnya.
Baca Juga: Gala Premier Video Pendek Pariwisata 'Jogja, Kamu dan Rindu, Yuk Ramaikan!
dr Yuli Kristyanto mengungkapkan yang jadi masalah sebetulnya adalah kebiasaan orang tua di Indonesia, mereka berkonsultasi kalau penyakit sudah berat saja.
"Jadi kalau tidak sembuh dengan obat mereka sendiri, baru mereka berkonsultasi ke dokter. Itu budaya kurang baik. Di negara maju, dokter pada saat awal hanya menjadi tempat berkonsultasi saja, mereka tidak memberikan obat. Karena fungsi dokter tak hanya mengobati tetapi juga mengedukasi" jelasnya.
Artikel Terkait
Daftar Lengkap! Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di DIY Akhir Pekan, Hari Ini dan Sabtu
Tips Berlibur Bersama Anak Biar Seru, Ortu Wajib Tahu
Selain Ada Hari Santri, 22 Oktober 2022 Memperingati Hari Apa Saja?
Lirik Lagu Mars Hari Santri 2022, Simak di Sini
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 47 Kapan Dibuka? Simak Informasinya di Sini
Kartu Prakerja Gelombang 47 Dibuka Kapan? Berikut Informasi Syarat-syarat dan Link Daftarnya, Cek di Sini