BANTUL, AYOYOGYA.COM - Saat ini slogan back to nature telah menyebar kemana-mana. Kampanye kembali ke alam menjadi tren dunia yang sangat positif lengkap dengan upaya upaya yang mewujudkan kecintaan pada lingkungan.
Termasuk salah satunya Bank Sampah Alam Lestari, Padukuhan Ceme, RT 02, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul.
Mereka memproduksi Eco Enzyme yang berasal dari kulit buah-buahan segar. Padahal sebelum tren Eco Enzyme biasanya kulit buah hanya dibuang begitu saja dan dianggap sebagai sampah.
Padahal dari tangan kini kulit dari buah-buahan seger itu diolah menjadi eco enzyme yang mempunyai berbagai manfaat di bidang pertanian hingga kesehatan dan tentunya punya nilai ekonomis tinggi serta sangat ramah lingkungan.
Baca Juga: PT PGN Ajak Warga Jateng dan DIY Pakai Gas Bumi, Ini Keunggulannya!
Ketua Bank Sampah Alam Lestari, Slamet Budi Santosa pada tahun 2016 Bank Sampah Alam Lestari hanya menampung dan memilah sampah organik dan non organik. Sampah yang organik kemudian dibuat menjadi pupuk kandang sementara sampah non organik seperti sampah plastik dijual kembali ke pengepul.
Namun seiring dengan berjalannya waktu dan ada mentor dari Jawa Timur yang memberikan bimbingan cara memproduksi eco enzyme akhir pada awal bulan Januari 2022 akhirnya mencoba memanfaatkan kulit dari buah-buahan yang masih segar diolah atau difermentasi menjadi eco enzyme yang memiliki berbagai macam manfaat dari bidang pertanian hingga bidang kesehatan.
"Yang jelas untuk pertanian seperti membuat pupuk hanya butuh bahan organik (kulit buah-buahan) dua macam namun mentor kita dari Jawa Timur menginginkan eco enzyme yang dimanfaatkan untuk bidang kesehatan sehingga membutuhkan minimal lima bahan organik atau lima kulit segar dari lima macam buah-buahan,"katanya.
Baca Juga: Lebih Ekonomis Pakai Gas Bumi, Cara Kafe Truntum Sajikan Kuliner untuk Festival Balkonjazz 2022
"Untuk membuat eco enzyme melalui fermentasi ukurannya bahan organik (kulit buah-buahan) 3 kilogram, molase 1 kilogram dan air mineral sebanyak 10 kilogram,"katanya.
Agus menegaskan untuk proses fermentasi menjadi enco enzyme setidaknya dibutuhkan waktu minimal 3 bulan baru bisa dipanen.
Pada minggu pertama dicek tempat fermentasi untuk melihat dan buahnya masih bagus atau tidak kemudian ditutup kembali tempat fermentasi tersebut.
Baca Juga: GKR Hemas Hadiri Sedekah Bumi Sumber Mata Air di Sendang Sombomerti
Artikel Terkait
Tampung Puluhan Pasien Covid dari Ponpes Bumi Cendekia, PIAT UGM jadi Selter
Rugikan Negara Capai Rp427 Miliar, Kejagung Tetapkan Alex Noerdin Tersangka Dugaan Korupsi Gas Bumi
Bupati: Waspada! Sleman Miliki 3 Kelas Risiko Bencana Gempa Bumi
RSPAU dr S. Hardjolukito Gelar Simulasi Bencana Gempa Bumi
Hari Bumi Internasional 2022, Walhi DIY: Capaian RTH di Jogja Masih Rendah