Program ASIK saat ini mendampingi empat sekolah di DIY, SMA N 1 Godean, SMA N 1 Seyegan, SMA N 1 Wonosari, dan SMA N 2 Playen yang menjadi modeling sekolah ramah jiwa. Program ini juga mendukung gerakan nasional Sekolah Sehat yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dengan harapan setiap sekolah menjadi ruang aman bagi siswa untuk tumbuh, belajar, dan berekspresi tanpa tekanan atau kekerasan.
Isu kesehatan mental di sekolah memang erat kaitannya dengan fenomena bullying yang masih kerap terjadi. Karena itu, berbagai pihak di lingkungan pendidikan ikut berupaya memperkuat langkah pencegahan.
Perwakilan Balai Pendidikan Menengah Gunungkidul, Kartika Dian, menyampaikan pentingnya pendekatan menyeluruh agar sekolah benar-benar menjadi tempat yang aman secara psikologis bagi seluruh warga belajar.
“Bullying bisa muncul dari anak yang tidak mendapat dukungan emosional di rumah. Maka sosialisasi kami lakukan ke siswa, guru, dan tenaga pendidik agar semua memahami pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman,” jelasnya.
Kartika juga menambahkan, upaya pencegahan di Gunungkidul dilakukan secara kolaboratif dengan berbagai pihak, termasuk sekolah dan rumah sakit.
“Kasus bullying di sekolah itu, menurut saya pribadi, mohon maaf bisa muncul dari lingkungan keluarga yang kurang mendukung secara mental, emosional, dan spiritual. Jadi kami aktif melakukan sosialisasi tidak hanya kepada siswa, tapi juga guru dan tenaga pendidik lain. Tujuannya agar bisa bersama-sama menciptakan sekolah yang aman dan kasus bullying di sekolah bisa dicegah,” ujarnya.
Kreativitas Sebagai Bentuk Kepahlawanan