AYOYOGYA.COM - Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024 membawa angin segar melalui program Layar Anak Indonesia (LAI). Pasalnya ada lima film anak yang diputar secara bergantian pada Minggu (1/12/2024).
Tak main-main, tema yang dipilih pun cukup berat mengingat film tersebut juga dimainkan oleh pemain film cilik, yakni terkait perubahan iklim dan kerusakan alam serta lingkungan yang sekarang semakin menjadi ancaman nyata terhadap manusia di bumi ini.
Film-film yang diputar yakni "When Cening Meets Kawa, The Magical Forest", "Suraci, Planet Tanpa Pohon, Sampaikan Pesan Selamatkan Bumi", "Silogui, Jangan Sembarangan di Alam", "Ada Hantu di Menara Merdu" serta "Lintang dan Kunang-kunang".
Kelima film yang disutradarai dan diproduseri sineas dari berbagai daerah ini pun diputar di Jogja Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2024 di Yogyakarta.
"Dalam membuat film ini, kita tidak memaksakan perspektif orang dewasa tetapi pemain anak-anak itu, yang kita harus menggali apa dirasakan (untuk menampilkan isu perubahan iklim dalam film)," kata Agni Tirta selaku sutradara film Lintang dan Kunang-kunang saat jumpa pers dengan media di Yogyakarta, Minggu (1/12/2024).
Walaupun tema perubahan iklim cukup sulit, cerita dan pesan yang disampaikan kelima film disesuaikan dengan dunia anak-anak. Bahkan relate atau mereka rasakan dalam kesehariannya.
Agni menceritakan para pemain film yang adalah anak-anak kecil dengan usia tak lebih dari 10 tahun mampu menyampaikan pesan dari film tersebut untuk menjaga bumi dari perubahan iklim yang makin masif.
Baca Juga: Puluhan Orang Ikut Laku Mubeng Jeron Beteng Keraton Jogja, Kenalkan Wellness Tourism di Jogja
Agni mengaku sengaja memilih film anak untuk ditampilkan di JAFF kali ini dalam mengkritisi perubahan iklim. Di sisi lain, dia juga cukup prihatin karena saat ini tak banyak film anak-anak yang hadir di bioskop ataupun platform digital perfilman.
"Film anak itu nggak banyak sekarang, karena kalau di bioskop di media kebanyakan film orang dewasa, film-film horor. Nah untuk anak-anak ini perlu juga diisi, kebetulan dengan ada program layar anak makanya kami dengan senang hati langsung mengikuti karena juga punya dari cerita sebelumnya," ungkapnya
Hal senada disampaikan Ayu Pamungkas, sutradara "When Cening Meets Kawa, The Magical Forest". Dia juga memiliki keresahan akan minimnya film-film anak.
Oleh karena itu, lewat film yang dihadirkannya ini bakal menceritakan tentang dunia anak dan cara mereka memelihara bumi, akan semakin banyak pilihan tontonan anak yang berkualitas.
Baca Juga: Pesta Oleh-oleh Sukses Digelar di Teras Malioboro, Gaet Wisatawan Berkunjung