YOGYA, AYOYOGYA.COM- Di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap isu kesehatan dan kesejahteraan, empat trah Mataram Islam menghadirkan perspektif budaya melalui Seminar Catur Sagatra 2025. Mengusung tema Kalyana: Olah Pikir – Olah Raga – Olah Jiwa, kegiatan ini menegaskan bahwa konsep wellness telah lama hidup dalam khazanah budaya Mataram Islam.
Seminar yang digelar oleh Pemerintah Daerah DIY melalui Dinas Kebudayaan DIY ini menjadi bagian dari agenda rutin Catur Sagatra, sekaligus forum berbagi nilai budaya yang relevan dengan tantangan kehidupan modern. Empat pusat kebudayaan Mataram Islam dari Solo dan Yogyakarta berkumpul untuk menegaskan pentingnya keseimbangan hidup yang menyeluruh.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyampaikan bahwa Catur Sagatra menjadi ruang temu yang memungkinkan dialog lintas istana sekaligus sarana berbagi nilai kepada masyarakat luas.
“Satu agenda rutin tahunan yang mempertemukan 4 istana Trah Mataram Islam. Sebagai satu ruang untuk bersilaturahmi, berdialog budaya, mengajukan sesuatu tradisi yang kemudian bermanfaat untuk kita sharing kepada masyarakat,” ujar Dian Lakshmi Pratiwi.
Pada tahun 2025, kolaborasi ini melibatkan Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kasultanan Ngayogyokarta Hadiningrat, Kadipaten Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman. Keempatnya bersama Dinas Kebudayaan DIY mengemas Catur Sagatra sebagai ruang edukasi publik berbasis nilai budaya adiluhung.
Melalui tema Kalyana, seminar ini menekankan bahwa kesejahteraan manusia tidak semata diukur dari kesehatan fisik. Konsep lintang gumantung yang diajarkan dalam budaya Mataram Islam memandang kesejahteraan sebagai harmoni antara raga, rasa, dan jiwa, termasuk hubungan manusia dengan alam serta Sang Pencipta.
Nilai tersebut diterjemahkan dalam beragam praktik budaya yang dipaparkan dalam seminar, mulai dari olah pikir hingga olah jiwa. Setiap istana berbagi potensi budayanya sebagai sumber inspirasi dalam memaknai hidup seimbang di tengah dinamika zaman.
Rangkaian Catur Sagatra 2025 juga diperluas melalui workshop dan pergelaran seni. Workshop tembang macapat dihadirkan sebagai salah satu wujud konkret olah pikir, olah raga, dan olah jiwa, sementara puncak kegiatan ditandai dengan pentas tari di Bangsal Kepatihan pada 28 November 2025.
Artikel Terkait
Mataram Utama FC Mulai Panaskan Mesin: Gelar Latihan di Bulan Ramadan
Octavian Chanigio Resmi Gabung Perkuat Laskar Mataram
Jalani Liga 2, Kongres PSSI Sahkan Perubahan Nama Mataram Utama Jadi Nusantara United FC
Bagian Tradisi, Jelang Kompetisi PSIM Ziarah ke Makam Raja Mataram Imogiri Bantul
Pasar Lawasan Mataram, Hadirkan Banyak Jajanan Tradisonal
Imbas Penutupan Selokan Mataram Sleman, Ratusan Hektar Sawah Terancam Tak Bisa Ditanami Padi
Laskar Mataram Siap Laga Lawan FV Bekasi City
Bekasi City vs PSIM: Laskar Mataram Tampil Pincang dan Minta Dukungan Suporter Sore Ini
Begini Kondisi Terkini 3 Pemain PSIM Yogyakarta yang Absen saat Laskar Mataram Kalahkan Persela
Bupati Bantul Harap Trans Jogja Buka Rute Malioboro-Imogiri: Kawasan Budaya dan Cikal Bakal Mataram