YOGYA, AYOYOGYA.COM – Dalam semangat memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) 2025, Pusat Rehabilitasi YAKKUM berkolaborasi dengan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar kegiatan inklusif bertajuk “Fun Activity Disabilitas Psikososial Mengakses Layanan Publik.”
Program ini bukan sekadar ajang rekreasi, melainkan juga upaya nyata untuk memperkuat inklusi sosial, membangun kepercayaan diri, dan membuka akses yang lebih luas bagi penyandang disabilitas psikososial agar berpartisipasi aktif dalam kehidupan publik.
Sebanyak 30 orang dengan disabilitas psikososial dari Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL) Dinas Sosial DIY turut serta, didampingi oleh 10 pendamping. Mereka menjelajahi berbagai titik layanan publik di Yogyakarta yang telah menerapkan prinsip ramah disabilitas, sekaligus berinteraksi langsung dengan masyarakat dan petugas layanan.
Mengusung semangat kampanye HKJS 2025 DIY “Sehat Jiwo Kanthi Ngudo Roso”, yang bermakna kesehatan jiwa dicapai dengan usaha dan empati, kegiatan ini menjadi wujud konkret dari kolaborasi lintas sektor.
Eko Harsono, Project Manager Open The Gate, menjelaskan, bahwa ini salah satu kegiatan kolaborasi bersama TPKJM DIY.
Agenda ini menjadi rangkaian untuk perayaan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025, diawali dengan seminar internasional dan kemaren ada event sarah sehan terkait akses ketika bencana dan dilanjutkan kegiatan hari ini bertujuan supaya ODDP bisa merasakan langsung akses fasilitas publik, baik transportasi museum, maupun fasilitas yang lain.
“Ini jadi pengalaman yang bermakna bagi teman-teman ODDP, khususnya untuk teman-teman penyandang disabilitas mental psikososial yang selama ini untuk akses keluar masuk terbatas, harapannya kedepannya kegiatan ini jadi pemicu, tidak hanya di hari-hari besar, tapi juga memberikan kesempatan kepada ODDP untuk bisa keluar masuk balai lebih intens, karena ini bagian dari pemenuhan hak temen temen disabilitas khususnya disabilitas psikososial,” katanya.
Salah satu destinasi yang dikunjungi adalah Museum Sonobudoyo, simbol penting pelestarian budaya di Yogyakarta.
Kepala Museum Sonobudoyo, Ery Sustiyadi, S.T., M.A., mengatakan “fasilitas sudah coba kami berikan, termasuk untuk disabilitas yang tidak bisa berjalan, untuk tunanetra, beberapa sudah kita buatkan caption dengan huruf braille, di beberapa event kita juga sudah berikan cara-cara khusus, bagaimana temen temen difabel bisa menikmati, namun belum semuanya karena kita sadari semua butuh proses dan waktu,” ujarnya.
Selain menikmati koleksi museum, peserta juga mencoba Bus Wajib Kunjung Museum, transportasi publik yang mengusung prinsip aksesibilitas dan interaksi sosial yang inklusif.
Kepala Balai RSBKL, Novita Ira Widari, S.Sos, turut menyampaikan kebanggaannya.
“Balai RSBKL membuka peluang seluasnya luasnya bagi PPKS dan ODDP untuk dapat keluar dari balai, mengakses dunia luar dapat mengakses pelayanan publik untuk saat ini PPKS dan ODDP Balai RSBKL sedang mengadakan kegiatan rekreasi mengunjungi museum serta menggunakan transportasi publik. Dengan seperti ini PPKS dan ODDP lebih percaya diri dan lebih mampu berinteraksi dengan masyarakat,” ucap dia.
Sementara itu, Agustina, salah satu peserta dari Balai Bina Laras, berbagi pengalamannya dengan penuh semangat.
“disini perasaan senang bersama teman teman semua, senang selama perjalanan tadi, bisa melihat suasana Kota Jogja dan membuat perasaan lebih fresh. Setelah masuk ke museum kita banyak belajar oh ternyata di jogja ini ada museum sonobudoyo yang begitu mengagumkan, bisa dijadikan pendidikan untuk wahana pengetahuan dan rekreasi,” kata dia.
Kegiatan kolaboratif ini melibatkan Dinas Sosial DIY, Dinas Kebudayaan DIY, dan Museum Sonobudoyo, yang diharapkan menjadi inspirasi bagi lembaga publik lainnya untuk terus memperkuat layanan yang ramah dan inklusif bagi semua warga, termasuk mereka dengan disabilitas psikososial.
TPKJM DIY menegaskan komitmennya untuk menjadikan kegiatan serupa sebagai program berkelanjutan, bukan hanya momen seremonial. Langkah ini diharapkan memperkuat kesadaran bersama bahwa inklusi sosial merupakan bagian penting dari pembangunan manusia di Yogyakarta.***
Artikel Terkait
Tanda Centang Biru Twitter Hilang Timbul, Buat Para Publik Figur Bingung, Ternyata Ini Penjelasannya!
Inara Rusli Virgoun Putuskan Buka Cadar di Publik, Awak Media: Masya Allah
Video Syur Diduga Miliknya Bocor ke Publik, Rebecca Klopper Bikin Laporan ke Polisi!
Luncurkan Aplikasi Anyar, Pemkab Sleman Percepat Layanan Berbasis Digital untuk Publik
Tuai Protes Karena Dianggap Tak Profesional, KPU Sleman Bakal Ganti Moderator Debat Publik di Pilkada 2024
Meluruskan Fakta: Edukasi Publik atas Status Organisasi PWI dan Klaim Kepemimpinan
Bank Mandiri Perluas Layanan QRIS Tap Livin’ ke Yogyakarta, Pembayaran Transportasi Publik Makin Praktis
Antusiasme Publik Dorong Transaksi BNI wondrX 2025 Tembus Rp2,5 Triliun
AXA Mandiri Hadirkan Layanan Konsultasi Mental Gratis di Tengah Kecemasan Publik