YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM – Suasana haru dan hangat menyelimuti Studio XXI Empire Yogyakarta hari ini, Minggu (3/8/2025), saat film “Panggil Aku Ayah” menggelar screening perdananya.
Penonton di Kota Gudeg menjadi yang pertama menyaksikan film drama komedi keluarga yang digarap Visinema Pictures bekerja sama dengan CJ Entertainment ini sebelum resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 7 Agustus 2025 mendatang.
“Panggil Aku Ayah” mengangkat kisah tak biasa: dua penagih utang—Dedi (Ringgo Agus Rahman) dan Tatang (Boris Bokir)—yang terpaksa mengasuh seorang anak kecil, Intan, sebagai jaminan utang dari ibunya yang hendak pergi menjadi TKI. Awalnya, Intan dianggap beban. Namun seiring waktu, kehadirannya justru mengubah kehidupan dua pria keras kepala itu secara drastis.
Cerita yang penuh tawa, kehangatan, dan air mata ini merupakan adaptasi dari film Korea “Pawn” (2020), namun dikemas dengan nuansa lokal yang kental. Mulai dari logat khas, budaya urban Indonesia, hingga dinamika sosial masyarakat kelas pekerja, semua diolah dengan pendekatan yang akrab bagi penonton Tanah Air.
Film ini disutradarai oleh Benni Setiawan, dan tak hanya menyuguhkan akting natural dan menyentuh, tetapi juga sinematografi yang memperkuat emosi dalam setiap adegannya. Kolaborasi lintas negara antara Visinema Pictures dan CJ Entertainment membuktikan bahwa adaptasi lintas budaya bisa terasa otentik dan relevan.
Kesan Penonton di Screening Perdana
Banyak penonton terlihat meneteskan air mata saat adegan klimaks, momen perpisahan antara Intan dan kedua penagih utang yang telah ia anggap ayah. Di sisi lain, gelak tawa juga tak jarang terdengar dalam momen-momen keseharian Dedi dan Tatang yang kikuk saat harus mengurus anak kecil.
“Saya nggak nyangka bakal nangis. Lucu iya, tapi emosinya juga kuat banget. Ini bukan film biasa,” ujar Putri, salah satu penonton yang hadir.
Pesan Moral yang Kuat dan Relevan
Sebelumnya Produser Anggia Kharisma menekankan bahwa film ini ingin menyampaikan bahwa keluarga sejati tidak selalu dibentuk oleh hubungan darah. Empati, kepedulian, dan kehadiran adalah fondasi cinta yang jauh lebih kuat dari sekadar ikatan biologis.
Melalui perjalanan Dedi dan Tatang, penonton diajak memahami bahwa menjadi orang tua bukan soal melahirkan, tetapi tentang hadir dan berjuang bersama. Film ini menjadi pengingat bahwa banyak anak di luar sana tumbuh dengan kasih dari orang-orang yang secara hukum bukan "ayah-ibu" mereka.
Inilah yang membuat film ini relevan dengan situasi sosial saat ini. Ketika struktur keluarga tradisional mulai berubah, film ini hadir sebagai penguat bahwa cinta sejati bisa ditemukan di tempat paling tak terduga, dan itu sah-sah saja.
Tayang Serentak 7 Agustus 2025
Setelah pemutaran perdana di Yogyakarta, film “Panggil Aku Ayah” akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 7 Agustus 2025. Film ini diharapkan menjadi tontonan keluarga yang bukan hanya menghibur, tetapi juga menyentuh dan membangkitkan empati terhadap berbagai bentuk keluarga di masyarakat.
Artikel Terkait
Tutup JAFF 2024, Film 1 Kakak 7 Ponakan Sukses Pukau Penonton yang Relevan dengan 'Generasi Sandwich'
Lewat Bloom Tour, Film Laila Ingin Ajak Penonton Tingkatkan Kesadaran soal Anti Penikahan Anak
Mengenal Manoj Punjabi, Pendiri MD Entertainment yang Pernah Dipecat hingga Bangun Kerajaan Bisnis Industri Film Tanah Air!
STY Kini Dipercaya Jadi Duta Humas Kepolisian Korsel hingga Pernah Syuting Film Horor di Indonesia
Cast Film Petaka Gunung Gede Sapa Penonton di Jogja, Bagikan Kisah Sahabat Sejati yang Dibalut Horor
Pemain Film Komang Sapa Penonton di Jogja, Ajak Rayakan Perbedaan Cinta yang Tulus
Lewat FSAI 2025, Sutradara Australia Bagikan Tips Bikin Film Hollywood dengan Dana Terbatas ke Sineas Muda Jogja
Film "Bertaut Rindu” : Ajakan untuk Lebih Mendengar Antara Anak dan Orangtua
Film Believe Guncang Emosi Penonton, Sajikan Kisah Prajurit dan Ayah yang Tak Terucap
Bukan Sekadar Romansa, Film Sore: Istri dari Masa Depan Hadirkan Perjalanan Emosional Penuh Pengorbanan