AYOYOGYA.COM - Aksi unjuk rasa yang kembali dilakukan oleh eks para pedagang kaki lima Teras Malioboro (PKL TM) 2, Jumat (7/2/2025) berujung ricuh.
Sebagaimana diketahui, sejumlah masa itu tergabung dalam Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (ARUS) Teras Malioboro. Mereka menggelar demo sejak pukul 14.30 WIB, kemarin buntut relokasi lapak baru di kawasan Ketandan dan Beskalan.
Aksi ini merupakan aksi ketiga kalinya. Mereka masih membawa tuntutan yang sama yakni menuntut relokasi yang partisipatif dan transparan, memberikan jaminan hidup bagi para pedagang, dan memberikan hak lapak bagi anggotanya yang belum mendapatkan lapak.
“Tuntutannya masih sama dengan tuntutan kemarin. Kalau jaminan hidup kalau memang pemerintah tidak bisa menyediakan anggaran beri kami ruang, beri kami waktu untuk untuk bisa berjualan di selasar dalam kurun waktu atau space tertentu,” kata Ketua Paguyuban Tri Dharma, Supriyati kepada awak media.
“Berikan kami ruang untuk menjamin hidup kami kembali seperti dulu misalkan dalam 2 jam atau 3 jam kita bisa berjualan di selasar,” tambahnya.
Karena kesal tak kunjung ditemui oleh anggota DPRD DIY, para peserta aksi yang didalamnya juga terdapat elemen mahasiswa lalu memblokade Jalan Malioboro. Namun nahas, aksi demo yang berlangsung hingga malam itu justru menimbulkan kericuhan.
Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma membeberkan kronologi keributan yang terjadi di Jalan Malioboro itu.
Baca Juga: Komdigi Berencana Beri Batasan Penggunaan Media Sosial untuk Anak, Ini Usulan Usianya
Aksi blokade jalan itu memicu amarah dari pelaku usaha lain yang berada disekitar kawasan Malioboro. Bentrokan pun terjadi diawali dengan teriakan hingga berlanjut baku hantam.
"Kronologinya tadi habis salat maghrib kemudian ada kelompok-kelompok pelaku usaha Malioboro merasa terganggu karena aksi teman-teman mahasiswa maupun kelompok PKL Tri Dharma orasi di DPRD yang menutup jalan," kata Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma.
"Tadi sedikit ada adu mulut kemudian sedikit ada keributan, tapi berhasil kami lerai (pisahkan) kemudian dari teman-teman yang orasi kami masukan ke DPRD DIY," jelas Aditya.
Meski begitu, pihaknya berhasil meredam emosi dari kelompok pelaku usaha untuk segera membubarkan diri. Belum diketahui secara pasti apakah ada korban luka-luka akibat kericuhan tersebut.
***
Artikel Terkait
Pengusaha Muda Brilian 2024: BRI Perkuat Fondasi UMKM untuk Bersaing di Pasar Global
Cast Film Petaka Gunung Gede Sapa Penonton di Jogja, Bagikan Kisah Sahabat Sejati yang Dibalut Horor
Sri Mulyani Pastikan Gaji ke-13 dan 14 Tetap Cair, Ini Perkiraan Waktu Pencairannya
Viral Perseteruan Hotman Paris dan Razman Arif di Ruang Sidang, Pengacara Razman Tantang Hotman Debat di TV