JAKARTA, AYOYOGYA.COM - Menteri Keuangan Kabinet Jokowi, Sri Mulyani mengaku segera membahas anggaran rice cooker gratis yang diperuntukkan bagi 680.000 keluarga penerima manfaat (KPM).
Pembagian rice cooker gratis untuk meningkatkan konsumsi listrik pada tahun depan.
Ditambahkannya melalui program bantuan penanak nasi listrik. Program ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi listrik pada tahun depan.
Baca Juga: Kepala Otorita IKN Klaim 21 Negara Uni Eropa Siap dan Tertarik Berinvestasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pihaknya akan segera membahas anggaran program tersebut. Adapun program ini merupakan pengganti pembagian kompor listrik yang telah direncanakan pemerintah.
Sri Mulyani: Negara G20 Harus Kerja Sama Selesaikan Permasalahan Global
“Nanti kita diskusikan dengan Kementerian ESDM dipanya ada apa tidak bagaimana bentuknya,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (2/12/2022).
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Ida Nuryatin Finahari, menambahkan program ini bertujuan meningkatkan konsumsi listrik per kapita nasional. Kementerian ESDM juga menargetkan distribusi rice cooker gratis dapat mendorong pemanfaatan energi bersih dan menghemat biaya masak masyarakat.
"Kita juga mendorong e-cooking penanakan nasi serba listrik, sehingga diharapkan menjadi salah satu cara meningkatkan konsumsi listrik per kapita," ucapnya.
Baca Juga: Siapkan Wadah Ekspresi Seni dengan Serentak Bikin Mural di Fly Over Janti Sleman
Adapun program ini akan menyasar kepada pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 450 dan 900 volt ampere (VA). Anggaran yang digelontorkan pemerintah sebesar Rp 340 miliar, dengan harga paket rice cooker Rp 500.000 per keluarga penerima manfaat.
"Potensi manfaat peningkatan konsumsi listrik 42,84 GWh (gigawatt per hour), atau setara dengan pembangkit 54,74 MW (megawatt)," ucapnya.
Kementerian ESDM juga memproyeksi potensi manfaat lain dari program rice cooker gratis yaitu dari sisi pengurangan volume pemakaian LPG sebanyak 19.600 ton. Adapun pengurangan konsumsi LPG pun otomatis berdampak kepada penghematan anggaran subsidi energi sebesar Rp 52,2 miliar dan penghematan devisa, mengingat mayoritas kebutuhan LPG impor sebesar 26,88 juta dolar AS.
Di samping itu, menurutnya, konsumsi listrik per kapita Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan rata-rata konsumsi listrik per kapita negara ASEAN. Ida menyebut target konsumsi listrik per kapita pada 2022 sebesar 1.268 kilowatt per hour (kwh) per kapita, namun per September 2022 atau kuartal III 2022, konsumsi listrik nasional masih 1.169 kwh per kapita.
Baca Juga: BTN Sukseskan Kawasan Bakauheni Harbour City
Artikel Terkait
Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Hari Ini, Sabtu 3 Desember 2022
Prakiraan Cuaca Jogja Sabtu 3 Desember 2022, BMKG: Waspada Hujan Disertai Kilat di 5 Wilayah Ini
Cek Jadwal KRL Solo-Jogja saat Akhir Pekan, Hari Ini Sabtu 3 Desember 2022
Asyik! Dua Hari Tak Ada Pemadaman Listrik Akhir Pekan, Berlanjut Lagi Mulai Pekan Depan, Ini Jadwal Lengkapnya
Duh, Pemain PSS Grogi saat Uji Coba, Diungkap Langsung Pelatih Seto Nurdiyantoro