Soal Perselingkuhan, Begini Kata Guru Besar Fakultas Psikologi UGM

AYOYOGYA.COM -- Jagad media sosial sedang ramai memperbincangkan perihal perselingkuhan, hal tersebut dipicu karena dugaan sejumlah selebritis tersohor yang melakukan perselingkuhan.

Psikolog sekaligus Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro menyebut, cowok lebih sering melakukan selingkuh dibanding para cewek. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa hal baik nafsu hingga sejarah kultural.

"Kalau biasanya cowok (lebih sering selingkuh) karena cewek harus ada rasa. Sehingga tidak mudah perempuan itu membangun rasa, apalagi kalau sudah punya komitmen yang kuat itu susah," ujar Koentjoro melansir suara.com, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga: 15 Kata-kata Bijak Imam Al Ghazali yang Penuh Makna Part III

Menurut Koentjoro, kebanyakan lelaki memilih untuk menuruti hawa nafsunya sehingga terjadi perbuatan perselingkuhan tersebut. Sehingga perbuatan itu dilakukan hanya untuk memuaskan ego mereka saja.

"Selama dia (cowok) bisa ereksi dia pengen selingkuh, sama siapa saja ingin mencoba. Memuaskan ego. Apalagi kultural budaya laki-laki ada penjajahan atas perempuan itu bisa juga dari situ," terangnya.

Beliau menilai perempuan akan lebih sadar dengan perasaannya ketimbang laki-laki. Sehingga ketika seorang perempuan memutuskan untuk selingkuh, maka ia akan terbawa ke dalam irama perselingkuhannya.

Baca Juga: Prediksi One Piece 1061, Vegapunk akan Muncul di Arc Baru?

"Sehingga yang terjadi adalah perempuan nanti terbawa kepada irama selingkuhnya. Akibatnya kemudian dia lupa segalanya yang sudah ada. Kalau sudah berkeluarga dia mau meninggalkan keluarganya. Tapi laki-lakinya yang nanti dulu, sebab masih bersenang-senang," ungkapnya.

Beliau menuturkan bahwa keinginan untuk mendapatkan adrenalin merupakan faktor utama dalam membentuk perilaku selingkuh. Sebab selingkuh dinilai memiliki tantangan tersendiri sehingga membuat adrenalin yang bersangkutan menjadi terpacu.

Baca Juga: 3 Wilayah di Jogja akan Dibangun Ruang Terbuka Hijau

"Jadi tantangan itu yang menarik, bukan selingkuhnya. Kalau selingkuhnya sama saja sebetulnya. Ada tantangannya. Kalau dengan istri kan tinggal melaksanakan, tapi tantangan untuk tidak dikenali, tantangan agar tidak ketahuan. Itu faktor utama," paparnya.