Timbunan Sampah di Industri Pariwisata Membludak, Penanganan Serius Perlu Dilakukan

photo author
- Kamis, 15 Juni 2023 | 20:03 WIB
PRESS RILIS, SAMPAH EVENT KL-HK./
PRESS RILIS, SAMPAH EVENT KL-HK./

Dia menambahkan, Kemenparekraf dan KLHK telah menyusun petunjuk teknis, serta melakukan pendampingan pengelolaan sampah, di tujuh destinasi wisata yakni, Danau Toba, Borobudur, Banyuwangi, Bali, Lombok, Labuan Bajo dan Likupang.

Pembicara lain, Packaging Circularity Senior Manager Danone Indonesia, Jeffri Ricardo, menyatakan, penanganan sampah di destinasi wisata harus mendapat perhatian semua pihak.
Mulai dari menyediakan infrastruktur, mengedukkas pelaku usaha dan masyarakat setempat.

"Penghasil sampah di destinasi wisata itu salah satunya turis. Data menyebutkan, turis membawa 3,5 kilogram sampah per kapita,” kata Jeffri.

Baca Juga: Resep donat bomboloni ala Devina Hermawan, anti kempes!

Danone Indonesia, tambah Jeffri, sudah dan sedang menggulirkan program untuk menangani
sampah yakni Bijak berplastik.

Langkah nyata dalam program itu antara lain mendesain kemasan produk yang ramah lingkungan, membuat inisiatif daur ulang sampah, kolaborasi dengan mitra bisnis untuk praktek berkelanjutan, dan mengedukasi masyarakat.

"Di destinasi wisata Bali misalnya, kami memperkenalkan kemasan cube dengan label emboss, yang mudah didaur ulang, menggunakan botol kaca, juga menggunakan kemasan 100 persen botol platik daur ulang," kata dia.

Sementara General Manager Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO), Zul Martini Indrawati, menegaskan kerja kolaboratif dalam penanganan sampah harus dikuatkan. Saat ini IPRO memiliki 19 anggota yang merupakan perusahaan brand owner dan produsen kemasan.

Baca Juga: Tempat Terlarang Menyimpan Ponsel, Nomor 2 Paling Sering Dilakukan

"Melalui IPRO, para member memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan pengumpulan dan
daur ulang sampah kemasan," kata Martini.

Menurut dia, IPRO bekerja sama dengan banyak mitra yaitu pengumpul sampah kemasasan dan
pendauran ulang.

"Ke depan kita berharap ada hotel dan restoran yang bergabung dengan IPRO untuk melakukan penanganan sampah secara kolaboratif," ucap Martini.

Pentingnya kolaborasi juga diungkapkan oleh pendiri perusahaan pengolahan sampah di Labuan Bajo, Kole Project, Putra Hawan. Ia mengatkan, pengelolaan sampah harus melibatkan banyak pihak antara lain komunitas, masyarakat, pemerintah, dan produsen.

"Tanpa kolaborasi, penanganan sampah tidak akan mencapai hasil maksimal," kata Putra Hawan.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hanny Suwindari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X