Perjalanan panjang proyek turut memperlihatkan peningkatan peran generasi muda serta membaiknya kondisi hutan.
"Hutan sana saat ini sangat lebat, saya sangat senang melihat hutan yang lebat dan sangat lestari," imbuhnya.
Dari hasil monitoring, pemulihan ekosistem juga tercermin dari kembalinya satwa liar. Sekretaris Ditjen KSDAE KLHK, Ammy Nurwati, mencatat 392 hektare kawasan telah dipulihkan melalui penanaman 771.000 batang pohon.
"Adanya 41 jenis aves, 5 jenis mamalia, 13 jenis herpetofauna, 65 jenis kupu-kupu dan 19 jenis capung," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan konservasi tidak hanya diukur dari jumlah tanaman, tetapi dari pulihnya fungsi ekologis seperti ketersediaan air dan kualitas udara.
Wakil Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Ir. Dwiko Budi Permadi, menilai perjalanan Paliyan mengulang sejarah sukses Wanagama di Gunungkidul pada 1960.
"Transisi hutan yang tadinya gundul menjadi hijau," ujarnya.
Dwiko menegaskan UGM terus mendukung upaya penghijauan dan telah memproduksi 61 penelitian terkait pengelolaan hutan dan konservasi selama proyek berlangsung.
Artikel Terkait
YLBHI Rilis Laporan Penanganan Kasus Lingkungan Hidup 2021
PMKP Desak Cabut UU Minerba dan Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup
10 Twibbon Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 Gratis, Cocok Buat Status WA, Instagram, Twitter!
Peringati Hari Lingkungan Hidup, BRI Tegaskan Komitmen Hijau Lewat BRI Menanam – Grow & Green
Dari TMII untuk Dunia, Kemenag Rilis Tafsir Al-Qur’an tentang Lingkungan Hidup