Pendiri Yayasan Omah Kreasi Center Yogyakarta, Khoirun Nisa, menambahkan bahwa masyarakat Wunung harus siap menghadapi sistem penjualan online dengan semangat dan kreativitas tinggi.
“Penjualan online sangat berdampak pada peningkatan ekonomi. Semua bahan baku kita olah sendiri, dan hasilnya bisa langsung dirasakan masyarakat. Jangan takut rugi, terus berinovasi agar produk kita diterima pasar,” ujar Nisa.
Ia juga menekankan pentingnya kemasan yang inovatif dan sesuai dengan produk agar menarik minat konsumen sekaligus menjaga kepercayaan pembeli.
Konten kreator asal Gunung Kidul, Yusuf Adhitya Putratama, turut berbagi tips tentang pembuatan konten video produk.
“Sebelum menjual produk secara online, sebaiknya divideokan terlebih dahulu secara detail. Hal ini tidak hanya menarik minat konsumen, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan terhadap produk yang dijual,” katanya.
Melalui seminar “Wunung Go Digital”, mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga dan mitra kolaborasinya berharap agar desa Wunung menjadi contoh sukses pemberdayaan digital berbasis masyarakat lokal. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan warga sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam mengembangkan potensi ekonomi desa.***
Artikel Terkait
BNI Bawa Inovasi Dana Pensiun ke Era Digital Lewat Fitur Simponi di wondr by BNI
Dari Slipi ke Pasar Digital, Kopi Toejoean Mantap Menjadi Brand Kopi Lokal
BRI Perkuat Ekosistem Digital, Transaksi Nasabah Kian Mudah dan Aman
UMKM Yogyakarta Bangkit di Pertamina SMEXPO, Perkuat Daya Saing Digital
Dashboard Digital Jadi Senjata Baru Dewan Komisaris Taspen dalam Pengawasan
BNI Optimistis Ekosistem Pembayaran Digital Lintas Batas Dorong Inklusi Keuangan
Dukung Kinerja BPJS Ketenagakerjaan, BNI Hadirkan Solusi Keuangan Digital Lewat BNIdirect Cash
Transformasi Digital Dorong Ekspansi BSI, Pengguna BYOND Capai 5,23 Juta
BNI Tegaskan Komitmen Hadirkan Layanan Keuangan Inklusif dan Digital
Transformasi Layanan dan Budaya Ramah Dorong Citra Positif RS Bethesda di Ranah Digital