YOGYA, AYOYOGYA.COM - Menyusul peristiwa penembakan terhadap dua pekerja bangunan Gereja GKI Imanuel di Kampung Kuantapo, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan pada Rabu, 4 Juni 2025, Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Jayawijaya, Herman Doga, menyampaikan seruan damai kepada seluruh elemen masyarakat.
Dalam pernyataan yang disampaikan, Doga mengajak warga Papua Pegunungan, khususnya masyarakat Wamena, untuk menjaga ketenangan dan tidak terprovokasi oleh situasi yang bisa memperkeruh keadaan.
"Selamat siang semua warga Pegunungan. Saya Herman Doga, Ketua LMA Kabupaten Jayawijaya. Dengan ini saya mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, kepada warga Papua Pegunungan umumnya, lebih khususnya di Wamena, mari kita jaga kedamaian," ujarnya, Senin (9/6/2025).
Ia menekankan pentingnya menjaga Wamena sebagai pusat aktivitas masyarakat Papua Pegunungan. Doga juga menyampaikan pesan khusus kepada generasi muda dan para orang tua agar tidak menciptakan kekacauan yang dapat mengganggu stabilitas di daerah tersebut.
"Saya minta kepada keluarga yang ada diluar sana, itu adik-adik saya, anak-anak saya, dan om saya. Saya berpesan dan mengimbau agar jangan mengganggu di perut Lembah Baliem," pintanya.
Doga menggunakan istilah "perut Lembah Baliem" sebagai simbol pentingnya kawasan tersebut dalam menopang kehidupan masyarakat. Ia mengingatkan bahwa kerusakan terhadap "perut" ini akan berdampak pada seluruh masyarakat.
"Lembah Baliem jika dikasih rusak, maka kita akan kemana lagi ? Ini saya selaku penjaga dusun, penjaga rumah dan tidak ada orang lagi untuk jaga rumah ini. Kita sama-sama jaga di luar maupun di dalam, kita jaga bersama keamanan ini, lebih utama kepada masyarakat asli dan juga warga pendatang," lanjutnya.
Doga pun meminta masyarakat menghormati ruang hidup bersama dan memberikan rasa aman, khususnya bagi warga yang tengah mencari nafkah di Wamena dan sekitarnya.
"Kita amankan aktivitas sehari-hari, kita amankan juga masyarakat yang cari nafkah dan hidup di dalam maupun di luar kota hingga kampung. Atau kepada mereka yang datang dan keluar kampung mereka trauma (kekerasan). Mari kita bebaskan terutama warga pendatang dan juga asli ini dari masalah perut. Mereka masuk ke perut, perut ini honai, honai jangan diganggu. Kita jaga bersama," tegasnya.
Lebih jauh, Doga menyerukan kepada para tokoh adat di seluruh wilayah Papua Pegunungan agar turut menjaga ketertiban dan keamanan. Ia memperingatkan bahwa konflik yang berkelanjutan dapat berdampak buruk pada perekonomian dan ketahanan pangan masyarakat.
"Jadi, mari kita jaga bersama, terutama kepada LMA di delapan kabupaten yang ada di Provinsi Papua Pegunungan, mari kita jaga bersama. Di kampung, dihutan hingga kota. Kita jaga bersama, aktivitas ekonomi bisa jalan baik. Jika begini terus nanti masyarakat bisa kelaparan, warga tidak bisa berkebun, nanti musim kelaparan dan jadi musibah," katanya.
Menutup pesannya, Herman Doga menekankan pentingnya sinergi antara semua pihak termasuk aparat keamanan, demi menciptakan suasana kondusif di wilayah tersebut.
"Kepada seluruh warga, mari kita jaga bersama. Dan demi keamanan agar TNI Polri bisa bersinergi bersama masyarakat agar bisa ciptakan keamanan yang kondusif. Kita semua ini satu bapak dan mama, dan satu honai, mari kita jaga bersama," tandasnya.**
Artikel Terkait
Ini Semangat Damai Natal untuk Membangun Kemajuan Bersama
Ini Tips Pemkot Jogja Ciptakan Pemilu Damai dan No Hoax di 2024
Viral Pengemudi Tidak Berani Turun & Damai Usai Lampu Belakang Pecah Ditabrak, Bagaimana Kondisinya Sekarang?
5 Keutamaan Membaca Sholawat Jibril, Salah Satunya Membuat Hati Tenang dan Damai
Kongres PWI di Bandung Jawa Barat Berjalan Damai dan Lancar
Pemilu Damai 2024, Ketua PWI Jabar Ajak Wartawan Cegah Hoaks
Provinsi Sumsel Siap Jadi Contoh Pemilu dan Pilkada Damai, Netralitas ASN Diprioritaskan
Pengembang Properti Terbesar di Yogya, Damai Putra Group Luncurkan Program "Seal The Deal"
7 Tokoh Lintas Agama Sampaikan Pesan Damai Jelang Nataru 2024/2025
Pesan Damai dari Kepala Suku Besar Puncak: “Pembangunan Ini untuk Masa Depan Kita Bersama”