IKN Dalam Perspektif Geopolitik, Ini Penjelasan Pengamat Universitas Bhayangkara Jakarta

photo author
- Kamis, 10 November 2022 | 21:55 WIB
Dyah Ayu Permatasari. (Rahajeng Pramesi)
Dyah Ayu Permatasari. (Rahajeng Pramesi)

SLEMAN, AYOYOGYA.COM - Pro dan kontra akan keberadaan Ibu Kota Negara (IKN) terus berlangsung.

Banyak yang kontra banyak juga mendukung pendirian Ibu Kota Negara (IKN) yang rencananya dibangun di Penajam Paser Kalimantan Timur.

Ibu Kota Negara (IKN) menjadi proyek besar dan membutuhkan waktu lama. Maka dari itu perlu komitmen bersama antar pemimpin dan pejabat negara untuk menyegerakan pembangunan IKN.

"IKN adalah cita-cita yang sudah dibuat jauh sebelum Presiden Jokowi. Sejak zaman Presiden Soekarno semua sudah mencoba memindahkan ibukota. Dalam perspektif geopolitik pemindahan ibukota ke IKN adalah langkah ideal," jelas Dosen Universitas Bhayangkara Jakarta, Dyah Ayu Permatasari usai menjadi mengisi materi dalam Internasional Jogja Youth Camp 2022 dan kuliah umum di Convention Hal Universitas Islam Negeri (UIN) Kamis (10/11/2022).

Baca Juga: Duduk Perkara MUA di Sukoharjo Berani Tolak Rias Kaesang-Erina saat Ngunduh Mantu, Sosoknya jadi Viral

Lulusan S2 Moskow Rusia dan Doktor dari Universitas Padjajaran dengan jurusan Hubungan Internasional ini menuturkan Jakarta yang sudah lama sekali menjadi ibukota negara sangat berat. Massa dan permasalahan yang semakin kompleks membuat IKN idealnya segera dibangun.

"Perpindahan ibukota ke IKN dari sisi geopolitik sangat mendesak dilakukan. Jakarta yang sudah terlalu padat penduduk membutuhkan waktu lama untuk pergi dari tempat satu ke tempat lain membuat IKN segera dibangun di kawasan yang lebih representatif," jelasnya.

Dihadapan ratusan mahasisea UIN dalam Internasional Jogja Youth Camp 2022 Dyah menegaskan pandemi belum usai dan posisi perubahan gaya hidup dengan pelan pelan mengatasi permasalahan serta kesulitan lambat lain terurai.

Baca Juga: 5 Tokoh Ini Resmi Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Diberikan Rangkaian Hari Pahlawan 2022

"Pasti ada perubahan dalam hidup apalagi sebelum pandemi setelah pandemi hingga saat ini maka proses bangkit harus menjadi yang utama bagi generasi muda. Jangan bangga jadi generasi yang rebahan saja jadilah generasi solutif," jelasnya.

Ia kemudian menganalogikan proses bangkit atas move on dari pandemi adalah bagian dari seseorang memiliki pintu baru maka harus dibuka dengan kunci baru pula.

"Anak muda harus adaptif dan mengangkat nilai nasional dan lokal," tutupnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X