Sebagai universitas nasional, UGM memegang mandat sosial untuk menghadirkan pendidikan tinggi yang berkualitas dan terjangkau. Untuk itu, UGM mengembangkan berbagai program beasiswa. Pada tahun 2025, UGM bekerja sama dengan sekitar 229 mitra penyedia beasiswa dan menjangkau 18.617 mahasiswa penerima manfaat.
Dari sisi kemandirian pembiayaan, UGM mengembangkan kerja sama tridarma, optimalisasi aset, serta unit usaha guna menopang operasional pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam rangka peningkatan kualitas dan akses pendidikan, UGM juga mengembangkan Ekosistem Pembelajaran Inovatif (EPI) melalui berbagai inovasi EduTech, seperti MOOC di platform eLOK dan UGM Online yang dapat diakses publik.
Penguatan ekosistem inovasi turut didukung melalui diseminasi pengetahuan berbasis video. “UGM telah merilis 854 video diseminasi pengetahuan dari berbagai kluster di UGM, termasuk 531 video karya dosen yang tersedia di UGM Channel,” paparnya.
Riset, Inovasi, dan Pengabdian Masyarakat
Dalam pidatonya, Rektor Ova menekankan pentingnya riset dan inovasi sebagai pilar kemandirian universitas dan bangsa. “Kita semua tentu meyakini bahwa riset dan inovasi menjadi elemen sangat penting bagi penguatan posisi pendidikan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan,” tuturnya.
UGM terus membangun ekosistem riset dan inovasi melalui penetapan flagship penelitian, penguatan kelembagaan riset, peningkatan sarana prasarana, serta jejaring kemitraan nasional dan internasional. UGM juga memperkuat hilirisasi riset melalui pengujian produk, pengembangan R&D, fabrication laboratories, UGM Science Technopark, serta Intellectual Property Management Office (IPMO).
Berbagai inovasi telah dihasilkan UGM di bidang energi, pangan, teknik, sosial humaniora, serta kesehatan dan farmasi. Di bidang publikasi internasional, UGM mencatat 1.825 publikasi dengan 690 kolaborasi internasional dan memiliki 12 jurnal terindeks Scopus. “Kita cukup berbangga, di tahun ini, 14 Dosen UGM Masuk Top 2% World Scientist 2025 dirilis oleh Stanford University, naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya 7 dosen,” katanya.
Dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, UGM terus mengembangkan program KKN-PPM sebagai wahana pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan tepat guna. Sepanjang tahun 2025, sebanyak 9.242 mahasiswa diterjunkan ke 35 provinsi, 28 kabupaten/kota, dan lebih dari 500 desa/kelurahan.
Menutup pidatonya, Rektor Ova menyampaikan capaian UGM dalam pemeringkatan internasional, termasuk QS WUR 2026 yang menempatkan UGM di peringkat 224 dunia serta peringkat pertama di Indonesia dalam QS Sustainability Ranking 2026. “Terima kasih kepada seluruh sivitas universitas dan semua pihak yang telah memberikan kontribusi positif bagi pengembangan UGM. Kita selalu berupaya untuk membangun kemandirian. Namun, translasi kemandirian bangsa ini tentu memerlukan upaya kolektif kita semua sebagai bangsa dan negara,” terangnya.
Dengan semangat “Merakyat, Mandiri, dan Berkelanjutan”, UGM berkomitmen terus memperkuat perannya sebagai enabler pembangunan sumber daya manusia dan teknologi masa depan demi kepentingan masyarakat dan kedaulatan bangsa. **