SLEMAN, AYOYOGYA.COM– Sebanyak 40 orang pengelola desa wisata Pancoh, Girikerto Turi mendapat program pelatihan pengelolaan limbah cair yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Senin 19 September 2022.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid, SH menuturkan pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan limbah cair yang dihasilkan dari berbagai aktivitas pengelola desa wisata, warga masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke desa wisata tersebut.
Menurut Ishadi Zayid program pelatihan pengelolaan limbah cair tersebut pada tahun ini dilaksanakan di dua lokasi yaitu desa wisata Pancoh Girikerto Turi dan desa wisata Pulesari Umbulharjo Cangkringan yang keduanya merupakan desa wisata percontohan dengan manajemen pembangunan pariwisata berkelanjutan dari Badan Pariwisata Dunia (UNWTO) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI sejak tahun 2016 silam.
Baca Juga: Alhamdulillah! Desa Wisata di Sleman Mulai Menggeliat Pasca Dihantam Covid-19
Kedua desa wisata tersebut mendapatkan pendampingan secara intensif dari Universitas Gadjah Mada sebagai Monitoring Centre Sustainable Tourism Observatory.
Adapun materi yang disampaikan meliputi Pengelolaan Limbah Cair Domestik oleh Dra. Sri Hastuti dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman dan Pemanfaatan Ecoenzym sebagai Penyelamat Lingkungan oleh Dr. Ir. Muhammad, ST, MT dan Dr. Henri Aji Kusworo, M.Sc.
Dihadirkan pula dalam kesempatan tersebut komunitas Ecoenzym Nusantara untuk memberikan pemahaman dan pengalaman serta praktek langsung tentang pembuatan eko enzym.
Harapannya kedepan pengelola desa wisata tersebut serta desa wisata yang lain juga dapat mengimplementasikan pengelolaan limbah cair yang dihasilkan akibat aktivitas keseharian dalam melayani wisatawan.
Lebih lanjut, Ishadi Zayid menambahkan bahwa program pelatihan pengelolaan limbah cair ini merupakan wujud nyata dan komitmen Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dalam rangka menerapkan Program Sustainable Tourism Development khususnya dikedua desa wisata tersebut, untuk kemudian juga dimplementasikan di destinasi wisata yang lain.
Baca Juga: Teleperformance Indonesia Dukung Lingkungan Lestari dan Desa Wisata di Jogja
Diharapkan dengan penerapan program pariwisata berkelanjutan ini dapat diciptakan destinasi yang bersih, sehat dan nyaman dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan, sosial budaya dan ekonomi.
Terciptanya destinasi yang berkonsep pariwisata berkelanjutan tentu harapannya akan menjadi pilihan bagi wisatawan serta dapat mendatangkan wisatawan yang datang secara berulang (repeater) yang mendatangkan kemanfaatan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Artikel Terkait
Desa Wisata di Bantul Masuk 4 Kategori Trisakti Tourism Award
Tumbuhkan Ekonomi saat Pandemi, Srimartani Bantul Siap Jadi Desa Wisata
Kampung Rejowinangun Kota Jogja Masuk 50 Desa Wisata Terbaik Indonesia
Sangiran Sragen, Eksotisme Salah Satu Desa Wisata Terbaik Versi Kemenparekraf
Menilik Pesona Tetebatu, Desa Wisata Tertua di Lombok