APDESI: Jelang Kampanye Pilur di Bantul, Awas! Jangan Gunakan Isu Sara

photo author
- Senin, 19 September 2022 | 14:00 WIB
Ilustrasi pemilihan lurah atau kepala desa. (https://sendangsari-kulonprogo.desa.id/)
Ilustrasi pemilihan lurah atau kepala desa. (https://sendangsari-kulonprogo.desa.id/)

BANTUL, AYOYOGYA.COM  -  Kampanye terbuka pemilihan lurah serentak di Bantul akan digelar pada 19-21 September 2022 mendatang.

Maka dari itu, Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Bantul mewanti-mewanti kepada para calon lurah untuk mengedepankan sikap yang saling menghargai sesama calon lurah demi proses pemilihan lurah ini berjalan akuntabel dan hasilnya dapat diterima oleh semua pihak.

Ketua APDESI Kabupaten Bantul, Ani Widayani mengatakan 75 calon lurah yang akan bersaing dalam pilur 25 September 2022 telah mendapatkan pembekalan dan melaksanakan deklarasi pilur sehingga apa yang diterima oleh calon lurah dalam pembekalan yang diberikan oleh Bupati Bantul, Kapolres Bantul menjadi pegangan saat melaksanakan kampanye terbuka yang puncaknya adalah pemilihan lurah pada 25 September 2022 mendatang.

Baca Juga: Pemilihan Lurah Serentak, Hari Ini Seleksi Balon Lurah di Bantul  

"Pembekalan dan pengarahan sudah sangat jelas yakni pilur harus berjalan dengan aman dan tertib serta proses pilur harus berjalan dengan akuntabel. Kampanye tidak boleh menyinggung masalah SARA karena akan meninggal luka yang mendalam dan masyarakat akan terbelah,"ujar Ani.

Ani menegaskan kampanye dengan politik identitas akan meninggalkan trauma dan memecah belah warga‎.

Pihaknya meminta komitmen para calon lurah yang akan menggunakan cara-cara yang baik dan demokratis dalam meraih atau memenangkan pilur sehingga tindakan politik uang, kampanye yang menyinggung SARA merupakan hal yang haram untuk dilakukan demi meraih kemenangan.

"Menang dengan politik uang akan menghasilkan pemimpin yang korup ditambah kampanye dengan menggunakan SARA akan memecah belah masyarakat dan meninggalkan trauma. Kita sudah merasakan bagaimana sentimen agama digunakan untuk kampanye demi meraih kemenangan namun pada akhirnya meninggalkan trauma yang mendalam bagi masyarakat," ucapnya.

Baca Juga: Wabup Sleman Pantau Pelaksanaan Pemilihan Lurah E-voting di Kalurahan Selomartani dan Sumberarum

"Politik identitas yang digunakan saat kampanye sangat berbahaya dan memecah belah masyarakat,"tandasnya lagi.

Dalam kampanye terbuka para calon lurah bisa menyampaikan visi dan misinya selama nantinya memimpin menjadi lurah. 

Dari visi dan misinya itulah masyarakat akan menilai visi dan misi mana yang terbaik yang akan membawa kalurahan dan rakyatnya akan menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.

"Mari para calon lurah adu program yang baik kemudian ditawarkan kepada masyarakat dan nantinya masyarakat akan memilih sesuai hati naruninya dalam bilik suara pada 25 September 2022 yang akan datang," tutupnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X