BANTUL, AYOYOGYA.COM - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyatakan keprihatinan dan mengecam akan aksi tradisi Perundungan yang masih saja marak di terjadi di Indonesia. Sebagai perwujudan Bantul sekolah ramah anak Bantul berkomitmen untuk menghilangkan segala jenis tradisi dan aksi perundungan utamanya bagi siswa sekolah.
"Perundungan atau tindak kekerasan fisik dan verbal yang kenai anak anak harus segera dihentikan. Hal ini akan menganggu tumbuh kembang anak dr sisi psikologis mental dan spiritual," jelas Bupati saat menghadiri peringatan HUT SMAN Jetis.
Bupati berharap SMAN Jetis sebagai surga bagi para intektual. Ia berharap sekolah dapat mendorong kemajuan tanpa kekerasan ataupun perundungan.
Baca Juga: Kena Tilang Elektronik, Cek di Sini Alur Mekanisme Penerapan ETLE Mobile
Hal terpenting lagi era digitalisasi big data. Dengan teknologi digitalisasi memungkinkan setiap orang bisa ditracking untuk mendapatkan Profiling secara cepat sehingga harus berhati hati.
Ia menjelaskan mewujudkan kabupaten layak anak sudah menjadi misi untuk pemenuhan hak anak yang salah satunya yak untuk tidak disakiti baik secara verbal dan fisik.
"Mencegah Perundungan perlu sosialisasi terus menerus. Karena soal kebiasaan menghina melakukan perundingan kepada orang lain seperti tradisi budaya dan harus dihentikan. Banyak korban perundungan trauma dan yang ironis sebagian orang masih menganggap traumatik korban perundungan adalah hal yang sepele padahal efeknya jauh ke belakang," urai Bupati.
Baca Juga: Peringatan Hari Kesehatan Nasional Dusun Sungapan di Bantul, Apa Saja Kegiatannya?
Pada puncak upacara peringatanvUlang Tahun ke- 38 SMAN Jetis diharapkan sekolah di Bantul memiliki prestasi yang maksimal dan lebih banyak torehkan prestasi maksimal dengan perjuangan kerja keras sebagai impelementasikan sekolah ramah anak.