ngayogyakarta

Merti Bumi Mustikaning Warih di Girirejo Bantul, Wujud Syukur Warga pada Alam

Senin, 18 Juli 2022 | 11:13 WIB
Merti Bumi Mustikaning Warih (Istimewa)

BANTUL, AYOYOGYA.COM -- Kalurahan Girirejo adalah salah satu kalurahan budaya di Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY.

Secara administratif, Girirejo terdiri atas 5 padukuhan yaitu Padukuhan Dronco, Tegalrejo, Kradenan, Banyusumurup dan Pajimatan. Girirejo menyandang predikat baru sebagai Kalurahan  Budaya, berdasarkan SK Gubernur nomor 35/KEP/2021 tahun 2021.  

Girirejo, identik dengan peninggalan sejarah Mataram Islam. Peninggalan sejarah yang sangat populer di wilayah ini adalah makam raja raja mataram yang berlokasi di Pajimatan. Selain itu terdapat juga makam bersejarah lainnya seperti Makam Pangeran Pekik dan makam Kanjeng Ratu Amangkurat yang terletak di Padukuhan Banyusumurup. 

Selain makam keluarga raja-raja Mataram, Girirejo juga dikenal lewat produk minuman tradisional yaitu Wedang Uwuh.

Baca Juga: Bantul Komitmen Jaga dan Lestarikan Tradisi Merti Dusun

Minuman tradisional ini diramu dari berbagai bahan rempah seperti kayu manis, cengkeh, daun pala, secang dan sebagainya. Wedang Uwuh sangat terkenal karena banyak dijajakan di sekitar Kawasan Makam Raja-Raja di Imogiri. Sekarang Wedang Uwuh mungkin lebih dikenal daripada nama Girirejo. 

Produk Girirejo lainnya yang saat ini populer adalah keris dan warangka keris. Produk kerajinan ini bahkan telah merambah ke berbagai negara, seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan lainnya.

Sebagai wujud rasa syukur atas karunia Tuhan berupa kesehatan dan kesejahteraan lahir batin, masyarakat Girirejo akan mengadakan kegiatan budaya Upacara Adat Merti Bumi Mustikaning Warih.

Upacara adat diawali doa bersama dan tahlilan pada Jumat (22/7/2022) jam 13.00 bertempat di halaman makam Pangeran Pekik. Dilanjutkan hari Sabtu, (23/7/2022) digelar Kirab Budaya. 

Baca Juga: PGN Subholding Gas Pertamina Catatkan Kinerja Positif dan Raih Laba bersih USD 303,8 Juta di Tahun 2021

Start dari halaman makam Pangeran Pekik Banyusumurup dan finish di Sasana Tosan Aji Bumi Arum. 

Kirab Budaya ini akan mengarak pusaka Kalurahan Girirejo, Tombak Kyai Mangundikrama dan Songsong Kyai Suradipraya, keris raksasa, gunungan hasil bumi, gunungan keris, diikuti oleh bregada Girinata, drumband SD Pundung, serta kelompok-kelompok kegiatan masyarakat Girirejo. 

Saat kirab sampai di Sasana Tosan Aji Bumi Arum, segera diadakan kenduri sederhana dan prosesi Peparing Idi Pangestu. Seperti adat pada umumnya, gunungan hasil bumi akan diperebutkan (dirayah) oleh masyarakat.

Demikian pula gunungan keris akan dibagikan kepada masyarakat secara gratis, namun tidak dengan cara dirayah. Karena jika dirayah, dikhawatirkan akan banyak keris yang rusak, di sisi lain juga bisa membahayakan masyarakat yang melakukan rayahan. 

Halaman:

Tags

Terkini