ngayogyakarta

Puluhan Anak Muda Bersihkan Kali Code, Langkah Nyata Cegah Perburukan Iklim

Senin, 27 Juni 2022 | 11:30 WIB
Kegiatan Bersih-Bersih Kali Code, Jogja

YOGYA, AYOYOGYA.COM -- Aksi teladan berupa pembersihan Kali Code, Kota Jogja, dilakukan oleh puluhan anak muda yang tergabung dalam Child Campaigner Yogyakarta Save the Children Indonesia pada Minggu, 26 Juni 2022.

Ada sekitar 40 orang yang ikut berpartisipasi dalam acara pembersihan Kali Code tersebut. Mereka membawa misi agar masyarakat senantiasa ingat akan pentingnya menjaga kelestarian sungai.

Dampak buruk dari bencana Siklon Tropis Cempaka yang pernah melanda wilayah DIY pada 2017 mulai dari Pleret hingga Imogiri pada tahun 2017 lalu juga ingin ditekan dengan menggelar aksi ini.

Baca Juga: Waduh, TPST Piyungan Diprediksi pada 2023 Tak Mampu Lagi Tampung Sampah

Saat itu, di wilayah DIY terjadi potensi hujan hingga sangat lebat , kecepatan angin meningkat, gelombang peningkatan kecepatan angin dan gelombang di perairan selatan.

Melansir suarajogja.id, jejaring Ayoyogya.com, salah seorang anggota Child Campaigner Yogyakarta, Kahfi, menerangkan bahwa sampah yang masih kerap ditemui di aliran Kali Code ini jelas memperburuk kondisi iklim.

"Penumpukan sampah dan limbah rumah tangga bahkan limbah industri di sungai itu, akan memperburuk kondisi iklim yang dampaknya dapat dirasakan kepada anak. Beberapa dampak yang dirasakan yakni, gatal-gatal akibat penurunan kualitas air, pencemaran udara, berkurangnya ruang bermain anak hingga ancaman luapan air sungai," kata Kahfi melalui keterangan tertulis, Minggu.

Baca Juga: Ogah Pakai Teknologi Tinggi, Bantul Masih Andalkan Pemilahan untuk Atasi Sampah

Kahfi berharap, aksi kecil ini setidaknya mengingatkan semua lapisan masyarakat pentingnya menjaga sungai dari sampah. Terutama mengingatkan bahwa sungai bukan tempat sampah.

"Hasil akhir dari kegiatan ini anak-anak dapat lebih tahu dan paham tentang krisis iklim terutama tindakan preventif yang dapat dilakukan sesuai kapasitas anak," ujar laki-laki 17 tahun itu.

Untuk diketahui berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dihimpun Save The Children, siklon tropis pada 2017 lalu terjadi dua kali. Waktu kejadian yang sangat berdekatan itu, menimbulkan dampak hujan lebat yang menyebabkan banjir serta longsor.

Adanya potensi bencana yang terjadi, Save The Children merangkum hasil studi secara global bertajuk Born into the Climate Crisis, bahwa di dunia nanti, anak-anak kelahiran tahun 2020 akan menghadapi 30 persen banjir sungai.

Baca Juga: Atasi Perubahan Iklim, Butuh Konsistensi Bersama

Sementara hitungan di Indonesia, anak-anak akan menghadapi 3,3 kali lebih banyak ancaman banjir dari luapan air sungai. Tak hanya itu, mereka juga akan merasakan gelombang panas tujuh kali lebih panas dibanding yang dialami kakek nenek mereka.

"Hasil studi kami dan sejarah dampak siklon tropis di Indonesia jelas memperlihatkan bahwa anak-anak akan menanggung beban yang tidak proporsional karena mereka tumbuh dalam situasai yang mengancam," kata Chief of Advocacy, Campaign, Communication and Media, Save The Children, Troy Pantouw.

Cara yang bisa dilakukan saat ini, kata Troy paling minim mengajak anak dan keluarga lebih siap beradaptasi dengan perubahan iklim yang bisa terjadi.

Baca Juga: Pasca Gunung Merapi Erupsi, Sektor Hulu dan Hilir Sungai di Kota Jogja Jadi Pantauan BPBD

"Maka penting untuk melakukan aksi adaptasi dan pengurangan risiko bersama dengan anak-anak untuk meningkatkan kemampuan anak serta keluarganya dalam beradaptasi," ujar dia.

Diharapkan, aksi para anak muda yang dengan sukarela membersihkan Kali Code ini bisa melecut kesadaran masyarakat luas untuk turut serta menjaga kelestarian aliran sungai.

Tags

Terkini