ngayogyakarta

"Mekaring Seni Macapat Ginelar Ing Jagat Anyar", Wujud Budaya Tak Lekang Ditelan Jaman

Kamis, 23 Juni 2022 | 14:00 WIB
Gelar macapat yang diikuti oleh beberapa generasi muda dan anak-anak yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Jogja. (Dokumen Dinas Kebudayaan Kota Jogja.)

KOTAYOGYA, AYOYOGYA.COM -- Macapat adalah seni tradisi yang sarat akan makna adiluhung. Bait-bait dalam tembang macapat memiliki nilai religius tinggi, dalam sejarahnya telah digunakan sebagai media penebar kebaikan oleh orang-orang bijak di masa silam.

Bagian Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta berkolaborasi dengan Taman Pintar Yogyakarta, melaksanakan gelar tradisi macapat di Hall Phytagoras, Rabu petang (22/6).

Gelar Macapat ini menghadirkan seniman sastra macapat ternama di Yogyakarta di antaranya KMT Projo Suwasana dan Mas Wedana Dwijo Sumarto Nugroho, S.Pd, sebagai narasumber utama, serta panatacara Muhammad Faisal.

Menghadirkan pula kelompok seniman purwo Langen Raras dari Kemantren Kraton yang akan bertindak sebagai wiyaga (penabuh gamelan) yang mengiringi lantunan tembang macapat. Sedangkan peserta gelar macapat adalah 70 (tujuhpuluh) orang seniman pelestari tradisi macapat dari paguyuban macapat kemantren di Kota Yogyakarta.

Baca Juga: 128 Perempuan Pelukis Unjuk Karya di Taman Budaya Yogyakarta

“Mekaring Seni Macapat Ginelar Ing Jagat Anyar, menjadi tema yang diusung pada pagelaran ini. Seiring dengan harapan kita semua di era tatanan baru ini, agar seni tradisi macapat terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat,” tutur Plh Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Dra Ratih Ekaningtyas dalam siaran pers Kamis (23/6/2022).

Pada kesempatan Gelar Macapat tersebut, dibawakan tembang Pangkur Tolak Bala, Mijil Wedhariningtyas, Dhandhanggula Muji Sukur Yogyakarta Tetep Istimewa, Mijil Yogyakarta Berhati Nyaman, Uran-uran Semut Ireng  dan tembang lainnya, serta ditutup dengan Sekar Pangkur Segara Kidul.

Agenda ini rutin digelar setiap tahun sebagai bagian dari upaya pelestarian seni sastra macapat bergaya Yogyakarta. Sudah berlangsung sejak 2016 hingga saat ini. Seniman macapat yang ikut berperan serta aktif berasal dari semua golongan usia, dari anak SD hingga lanjut usia. Agenda terbuka untuk umum, gratis bagi seluruh pengunjung Taman Pintar di hari itu.

Baca Juga: Sri Sultan Ingin Taman Budaya Gunungkidul jadi Inkubator Budaya

Kasie Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Ismawati Retno, SIP, MA, pada kesempatan itu mengatakan bahwa, agenda ini terus konsisten dijalankan sebagai bagian dari agenda sastra di Kota Yogyakarta.

“Kami mengemas agenda ini agar dapat disaksikan lebih dekat dengan masyarakat. Pemilihan lokasi di Taman Pintar mengandung harapan agar pengunjung yang sebagian besar berusia muda dapat menyaksikan langsung pertunjukan seni tradisi yang selama ini semakin jauh dari mereka, karena mencintai dimulai dari sebuah kedekatan,” ujarnya.

Desi (32 th) salah seorang pengunjung Taman Pintar yang berkesempatan menyaksikan Gelar Macapat tersebut, menyatakan kegembiraannya dapat mengikuti secara langsung pertunjukan budaya tradisional tersebut.

Baca Juga: Insiden Sapi Ngamuk Saat Kirab Budaya, Raudi Putra Bupati Sleman Alami Cedera

“Saya kagum dengan warisan seni tradisi macapat dari Kraton Ngayogyakarta ini. Tembangnya enak didengar, dan membuat hati saya bergetar. Betapa pendahulu kita pencipta tradisi seni macapat sangat brilian dalam mengemas kata penuh makna menjadi sebuah tembang-tembang yang penuh pesan moral kehidupan,” ujarnya. 

Tags

Terkini