YOGYA, AYOYOGYA.COM - VMS Studio resmi meluncurkan poster film terbaru mereka, Penerbangan Terakhir, dalam rangkaian diskusi di JAFF Market, JEC, Minggu (30/11/2025). Poster tersebut langsung mencuri perhatian karena menegaskan karakter utama, Kapten Deva Angkasa, sebagai figur casanova berbahaya yang menjadi pusat konflik film.
Poster menampilkan siluet Kapten Deva dengan pantulan delapan pramugari di kacamata hitamnya, yang menggambarkan kehidupan ganda sang pilot dan jejaring relasi yang rumit.
Sutradara Benni Setiawan menegaskan bahwa poster ini bukan sekadar pemanis promosi, tetapi simbol inti dari tema besar film.
"Ini sebuah simbol bahwa film ini akan mengulik lebih dalam dunia pencitraan, tipu daya cinta, dan permainan psikologis di balik layar industri penerbangan," imbuhnya, Minggu (30/11/2025).
Dalam film produksi VMS Studio ini, Deva digambarkan sebagai Casanova up in the air, pria penuh pesona, manipulasi, dan paradoks yang memikat sekaligus berbahaya. Sosoknya digadang-gadang bakal memicu perbincangan publik, menyusul figur-figur pria red flag yang sebelumnya ramai di budaya pop.
Penulis skenario sekaligus novelis, Anastasia Anderson, menegaskan bahwa karakter Deva dibangun berbeda dari stereotipe playboy pada umumnya.
“Dia itu confident, nyaman sama kulitnya sendiri, dan punya innocence aneh yang bikin dia percaya bahwa semua tindakannya wajar,” ujar Anna.
Ia menjelaskan, Deva bukan sekadar pria hidung belang, melainkan manipulator yang meyakinkan dan piawai mengganti persona sesuai kebutuhan. Menurut Anna, pola tersebut lahir dari observasi panjang terhadap dinamika hubungan di era digital, termasuk pencitraanyang menjadi inti manipulasi modern.
Anna berharap film ini dapat mengedukasi, terutama perempuan muda, untuk lebih peka terhadap tanda-tanda manipulasi.
“Cowok gaya Deva itu mengubah persona tiap ketemu perempuan. Flexing itu konyol sebenarnya, tapi sering berhasil karena yang dikejar bukan logika, tapi fantasi,” ungkapnya.
Aghni Haque, salah satu perempuan dalam lingkaran Deva, memberikan perspektif lain mengenai relasi penuh jebakan emosional seperti yang digambarkan film ini.
“Menurut aku, cewek bisa kena itu karena cowoknya punya karisma yang kuat. Cewek-cewek yang jatuh biasanya pengen cepat aja, pengen diakui, pengen dapat perhatian yang intens. Padahal nggak ada orang sempurna,” jelasnya.
Ia menambahkan, perempuan yang percaya diri cenderung lebih sulit dimanipulasi.
“Kita nggak butuh cowok cuma buat ngerasa cukup,” ujarnya.
Sementara itu, Produser Penerbangan Terakhir, Tony Ramesh, menyebut film ini relevan dengan meningkatnya kasus romance scamberbasis pencitraan digital.
“Empat tahun terakhir, tren penipuan cinta semakin tinggi. Banyak orang tertipu bukan karena bodoh, tapi karena pelakunya merasa dirinya benar. Polanya hampir sama dengan sosok Deva dalam film,” ujarnya.
Tony memastikan film ini tidak hanya menawarkan drama penuh intrik, tetapi juga edukasi.
“Penonton dapat tontonan yang exciting, tapi juga reminder supaya jangan percaya sama pencitraan luar. Kalau ketemu orang yang terlalu sempurna di awal, hati-hati. Biasanya ada yang disembunyikan,” ungkapnya.
Film Penerbangan Terakhir dijadwalkan tayang pada 15 Januari 2026. Dengan peluncuran poster yang kuat secara visual dan narasi yang dekat dengan fenomena sosial terkini, film ini diprediksi menjadi salah satu tayangan paling diperbincangkan di awal tahun depan.***