SLEMAN, AYOYOGYA.COM — Jogja Kids & Teen Fashion Parade 2025 bukan sekadar ajang fashion, melainkan panggung aktualisasi diri bagi ratusan model muda. Salah satu sorotan utamanya adalah ASMAT PRO Showcase yang menampilkan 100 siswa terbaik dari ASMAT PRO Group, lembaga pelatihan modeling asal Yogyakarta yang konsisten membina bakat-bakat muda di dunia fashion.
Showcase ini menjadi bukti nyata proses pembinaan intensif yang dijalankan ASMAT PRO Group. Para model tampil membawakan beragam gaya busana, dari kasual hingga formal, mewakili tren fashion anak dan remaja masa kini. Lebih dari sekadar peragaan busana, panggung runway menjadi ruang bagi para siswa menunjukkan kepercayaan diri, keterampilan koreografi, serta sikap profesional.
“Sebanyak 11 desainer terlibat dengan 100 siswa yang tampil, mulai usia 5 hingga 30 tahun. Ada yang sudah menjadi dokter juga ikut berpartisipasi. Kami selalu menekankan pada penguasaan skill dan etika. Model bisa bertahan lama kalau punya kemampuan dan attitude yang baik,” ujar Panji Anom, Owner ASMAT PRO Group, Minggu (12/10/2025).
Ajang ini menjadi kesempatan berharga bagi para model tampil di hadapan publik dan pecinta fashion dari berbagai daerah. Michelle Lauren Auxilia, model muda yang sudah dua tahun bergabung dengan ASMAT PRO, mengaku antusias bisa kembali berada di panggung besar.
“Seru banget, acaranya menarik dan ada penghargaan juga. Cukup nervous karena sudah lama tidak tampil. Kesulitannya tidak ada, alhamdulillah lancar,” ujarnya.
Bagi peserta pemula seperti Naufal Daffa Saputra dari Wonosobo, pengalaman ini menjadi sarana penting untuk melatih mental dan kepercayaan diri. “Karena saya baru model pemula, ini sangat bermanfaat. Seru juga karena tidak hanya remaja, tapi anak-anak kecil juga ikut,” katanya.
Selain menampilkan para model, ASMAT PRO Showcase juga membuka ruang bagi desainer untuk berkolaborasi. Salah satunya Amin Mustofa dari DS Production, desainer asal Magelang yang menampilkan busana berbasis daur ulang jeans.
“Saya ambil konsep daur ulang karena banyak limbah jeans yang tidak terolah. Kami desain ulang menjadi streetwear kasual. Ini kolaborasi keempat dengan ASMAT, dan menyenangkan karena model-modelnya sudah terampil sehingga kolaborasinya berjalan sempurna,” ungkap Amin.
ASMAT PRO Showcase menegaskan bahwa dunia modeling bukan sekadar penampilan, tetapi juga pengembangan karakter, etika, dan profesionalisme. Dengan kehadiran model dari berbagai usia dan latar belakang, showcase ini menjadi panggung inklusif dan inspiratif bagi dunia fashion anak dan remaja di Indonesia.
Acara ini merupakan bagian dari Jogja International Kids & Teen Fashion Parade (JIKFP) 2025 yang berlangsung dua hari, 11–12 Oktober di Sleman City Hall. Mengangkat tema “Kembali ke Tahun 2000-an”, ajang ini menghadirkan lebih dari 800 model dan 100 desainer dari Indonesia dan Timor Leste.
“Untuk tema tahun ini kami kembali ke era 2000-an. Kami juga berkolaborasi dengan Dekranasda Kabupaten Sleman dalam Gebyar Batik dan Lurik,” ujar Show Director Nyudi Dwijo Susilo.
Dengan dukungan dari Dekranasda Sleman, Dinas Perindustrian Sleman, serta tim kreatif seperti koreografer Yoshua Eric Kurniawan dan Creative Director Phillip, ASMAT PRO Showcase berhasil menjadi salah satu panggung utama yang memperkuat peran pelatihan dan komunitas dalam membentuk generasi model masa depan. ***