ngayogyakarta

Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 di DIY Jadi Ajang Lestarikan Bahasa Jawa

Minggu, 17 November 2024 | 15:01 WIB
Kepala Balai Bahasa DIY Dwi Pratiwi dalam acara Festival Tunas Bahasa Ibu 2024.

AYOYOGYA.COM - Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024 di Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Sabtu (16/11/2024), malam.

Mengusung tajuk Ngundhuh Wohing Basa, event yang dihadiri 1.200 peserta ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar lebih menghargai bahasa daerah (Jawa), dan menjadikan bahasa daerah sebagai sarana memperkuat ikatan antarkomunitas, serta melestarikan bahasa Jawa sebagai warisan budaya bangsa.

Kepala Balai Bahasa DIY Dwi Pratiwi berharap melalui tema ini diharapkan pemertahanan, pengembangan, pembinaan, serta pelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa dapat diwujudkan.

Baca Juga: Buntut Diduga Curangi Takaran Bensin, SPBU di DIY Kena Sanksi

"FTBI merupakan salah satu rangkaian dari program besar Revitalisasi Bahasa Daerah  yang telah dicanangkan pemerintah melalui Merdeka Belajar episode ke-17. Program Revitalisasi Bahasa Daerah dilaksanakan dalam rangka membina, mengembangkan, dan melestarikan bahasa-bahasa daerah di seluruh wilayah tanah air," ujar Kepala Balai Bahasa DIY Dwi Pratiwi dalam sambutannya, Sabtu (16/11/2024), malam.

Festival Tunas Bahasa Ibu, dijelaskannya menjadi salah satu rangkaian dari program besar Revitalisasi Bahasa Daerah (RBI) yang dicanangkan pemerintah melalui Merdeka Belajar Episode Ke-17. 

Program Revitalisasi Bahasa Daerah dilaksanakan dalam rangka membina, mengembangkan, dan melestarikan bahasa-bahasa daerah di seluruh wilayah tanah air termasuk bahasa Jawa yang ada di Yogyakarta ini.

Acara ini dihadiri K.R.T. Rinto Isworo (Panghageng Kalih Kawedanan Widyabudaya Karaton Ngayogyakarto Hadiningrat) yang mewakili GKR Hemas, Sekda DIY, Drs. Beny Suharsono, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, pembacaan geguritan (puisi Jawa) oleh sastrawan Krisna Miharja dan pementasan teatrikal gurit guru “Parubajra”, juga pembacaan crita cekak (cerita pendek) oleh sastrawan Landung Simatupang, pertunjukan musik Ekstravagongso, dan peluncuran buku hasil Kemah Cerkak. Selain itu, pada sesi ini akan diserahkan penghargaan bagi pemenang.

Baca Juga: Wamenkop Dorong Program Jogjinawi hingga Simbah Harjo BMT Beringharjo Jadi Percontohan

Dalam kesempatan ini, juga diserahkan sejumlah penghargaan.

Penghargaan pemenang Lomba Maos Aksara Jawa Jenjang SD: (1) Farah Syifa Al Farzana (SD Muhammadiyah Sleman), (2) Gisela Junia Sabela (SDN Balong Girisubo Gunungkidul), (3) Alfian Taufiequrhman (SDN Balong Girisubo Gunungkidul), (4) Balian Raditya Putra (SDN Pujakusuman 1 Yogyakarta),  (5) Fadil Bima Padantya (SDN Hargosari Gunungkidul).

Pemenang Lomba Maos Aksara Jawa Jenjang SMP:  (1) Anggita Febriana (SMPN 1 Gedangsari Gunungkidul), (2) Amyastri Aurinyndhita (SMPN 1 Yogyakarta), (3) Arya Dwi Setiyawan (SMPN 3 Tempel Sleman), (4) Afrina Zahra Afifah (SMPN 1 Seyegan Sleman),  (5) Arini Ghiska Safitri (SMPN 2 Patuk Gunungkidul).

Pemenang Lomba Musikalisasi Gurit Jenjang SD:  (1) SDN Wiladeg, SDN Katongan, SDN Wonosari Gunungkidul; (2) SDN Samigaluh Kulon Progo; (3) SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta; (4) SD Muhammadiyah Sleman, (5) SD Kebon Agung Bantul.

Baca Juga: Prabowo Tegas Lawan Penyelundupan, Pemerintah Amankan Potensi Kebocoran Rp3,9 Triliun

Halaman:

Tags

Terkini