Pameran Jogja Book Fair 2025 Perkuat Ekosistem Literasi DIY

photo author
- Rabu, 3 September 2025 | 09:43 WIB
Jumpa pers pelaksanaan Jogja Book Fair 2025, yang akan berlangsung pada 4–14 September 2025 di kawasan Grhatama Pustaka, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY. (dok.)
Jumpa pers pelaksanaan Jogja Book Fair 2025, yang akan berlangsung pada 4–14 September 2025 di kawasan Grhatama Pustaka, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY. (dok.)

 

YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM – Kota budaya kembali mempertegas perannya sebagai pusat literasi nasional melalui penyelenggaraan Jogja Book Fair 2025, yang berlangsung pada 4–14 September 2025 di kawasan Grhatama Pustaka, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY.

Mengusung tema “Literasi, Inklusi, dan Kesejahteraan”, agenda tahunan ini hadir dengan ragam acara mulai dari kompetisi literasi, pertunjukan seni, bazar buku, hingga diskusi dan talkshow bersama tokoh-tokoh penting di bidang literasi. Acara ini juga digelar bertepatan dengan Hari Literasi Internasional, menjadikannya momentum penting untuk meneguhkan kembali peran Yogyakarta dalam ekosistem literasi nasional.

Didukung penuh oleh Dana Keistimewaan (Danais) DIY, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi berbagai instansi dan komunitas, mulai dari Paniradya Kaistimewan, DPAD DIY, Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM, hingga pihak swasta seperti Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DIY.

Menurut Kepala DPAD DIY, Kurniawan, S.Sos., S.E.Akt., M.Ec.Dev., Jogja Book Fair bukan sekadar agenda pameran buku, melainkan ruang bersama yang menyatukan pengetahuan, kebudayaan, dan kesejahteraan.

“Jogja Book Fair ini, dari tahun ke tahun, bukan sekadar pameran buku, melainkan ruang inklusi di mana masyarakat bisa mengakses pengetahuan, berdiskusi, dan meneguhkan literasi sebagai bagian dari kesejahteraan. Ini sudah yang ketiga kalinya digelar di DPAD DIY. Yang menggembirakan adalah semakin banyak pihak yang terlibat di dalamnya,” ujarnya.

Meski di tengah efisiensi anggaran, semangat literasi tetap menyala. Kepala Bidang Pengembangan Badan Pustaka dan Informasi DPAD DIY, Dewi Ambarwati, S.Sos., M.AP., menegaskan bahwa kegiatan ini tetap diarahkan untuk memberi dampak positif bagi masyarakat.

“Insyaallah, meski terdapat efisiensi, kami akan tetap mencari cara agar kegiatan bermanfaat bagi masyarakat. Bahkan sebelum ada Danais pun, literasi tetap berjalan. Prinsipnya, harus tetap memberi manfaat,” tegas Dewi.

Dewi juga mengingatkan pentingnya peran pemerintah dalam menyediakan akses buku murah dan berkualitas, sejalan dengan amanat regulasi nasional.

“Undang-Undang Perpustakaan menegaskan pemerintah daerah wajib memfasilitasi buku murah. Jogja Book Fair adalah salah satu cara kami menjalankan amanat regulasi itu,” ujarnya.

Rangkaian acara ini mempertemukan tokoh-tokoh nasional dari dunia sastra, akademisi, seniman, hingga budayawan. Nama-nama seperti Okky Madasari, Ratih Kumala, Sabrang Mowo Damar Panuluh, Kalis Mardiasih, Agus Mulyadi, Dr. Fahruddin Faiz, Ramayda Akmal, dan Kiai Kanjeng, turut meramaikan gelaran kali ini.

Selain itu, DPAD juga meluncurkan inkubasi literasi untuk menjaring dan mendampingi generasi penulis muda dari Yogyakarta. Di sisi lain, acara ini menjadi ruang aktualisasi komunitas, pelajar, dan masyarakat umum melalui kompetisi seperti baca puisi, menggambar dan mewarnai, serta fashion show dongeng nusantara.

Dukungan penuh juga datang dari IKAPI DIY selaku pelaksana kegiatan. Yusuf Effendi, Sekretaris Jenderal IKAPI DIY, menyoroti pentingnya kolaborasi antara penerbit, pemerintah, dan komunitas untuk menghidupkan budaya membaca.

“Kolaborasi penerbit dengan pemerintah dan komunitas literasi membuktikan bahwa buku tetap relevan. Jogja Book Fair 2025 adalah perayaan sekaligus strategi untuk memperkuat pasar literasi yang sehat dan berbasis budaya,” ungkap Yusuf.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X