JAKARTA, AYOYOGYA.COM - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan, pihaknya memberikan dua rekomendasi kepada pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam hal pengendalian bahan bakar minyak (BBM) subsidi di wilayah DKI Jakarta.
Dia menyebut ada dua konsep operasional, yakni insentif dan disentif. Insentif yang dimaksud adalah Pemprov Jakarta harus mendorong sebanyak mungkin penyediaan transportasi publik massal yang dapat digunakan oleh masyarakat.
Sehingga terjadi migrasi untuk menggunakan angkutan umum yang makin banyak dan tinggi kapasitasnya, seperti Transjakarta, KRL,MRT dan angkutan umum lainnya.
Baca Juga: Pramekers, Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini, Rabu 9 November 2022
"Pada konteks Jakarta saya kira pengendalian BBM subsidi itu harus diterjemahkan secara operasional dalam arti harus ada insentif dan disinsentif. Karena itu akan berkontribusi untuk menurunkan emisi," ujar Tulus, dalam siaran pers diskusi publik Selasa kemarin (8/9/2022)
Sementara untuk disintensif, yakni apabila masyarakat masih tidak menggunakan angkutan umum yang sudah disediakan, maka mereka harus menggunakan bahan bakar yang lebih mahal dan lebih berkualitas.
Kendati begitu, dengan menggunakan bahan bakar yang murah maka masyarakat tersebut telah mencemari lingkungan dengan bahan bakar yang digunakan di kendaraan pribadinya.
"Jadi untuk warga Jakarta dan untuk Pemprov jakarta harusnya memang sudah menggunakan bahan bakar jauh lebih baik karena tingkat emisi di Jakarta paling tinggi ya, sehingga kalau Jakarta ingin semakin sehat semakin bersih dan nyaman, maka mau tidak mau penggunaan bahan bakar di Jakarta itu harus menggunakan bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan," jelas Tulus.
Namun tak bisa dipungkiri, masyarakat masih banyak yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi tetapi mereka harus sadar bahwa telah mencari lingkungan, kata dia.
"Tapi sekarang saya kira sebenarnya sudah sangat andal (transportasi umum). Nah oleh karena itu ini harus ada konsep yang sifatnya insentif dan disinsentif kepada masyarakat," tambahnya.
Sementara itu, Kualitas udara di DKI Jakarta membaik dalam beberapa waktu terakhir. Salah satu penyebab membaiknya kualitas udara di Jakarta ini karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
Direktur Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Luckmi Purwandari, menjelaskan, dari hasil pantauan di enam Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) di DKI Jakarta terlihat adanya perbaikan. Salah satu penyebabnya adanya kenaikan harga BBM subsidi pada September 2022.
Baca Juga: Contoh Teks Susunan Upacara Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022, Bisa Jadi Referensi
Artikel Terkait
Kabar Baik Bagi yang Takut Horor, Ini Sinopsis Sri Asih dan Ashiap Man Film Superhero yang Tayang November
Gaya Santai Prabowo Tawar Alutista, Netizen: Gak Kalah Sama Emak Nawar di Pasar
Zero Sampah Anorganik 2023 di Kota Jogja, Benarkah Bisa?
Saat Persidangan, Kubu Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Kerap Tunjukkan Kemesraan dan Kekompakan
10 Link Twibbon Bertema Hari Pahlawan 10 November 2022, Cocok Buat Posting Medsos