Mengenal Keunikan si Bunga Abadi, Edelweis Jawa

photo author
- Selasa, 2 Agustus 2022 | 13:00 WIB
Ilustrasi Edelweis Jawa. (Pixabay.)
Ilustrasi Edelweis Jawa. (Pixabay.)

YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM- Edelweis bukan tanaman asing bagi para pendaki. Bunga dengan nama latin Anaphalis javanica ini biasa di temukan di dataran tinggi, yang tandus dan gersang, seperti pada puncak gunung.

Bunga ini termasuk bunga liar, namun keberadaannya dilindungi oleh pemerintah, untuk itu pendaki tidak boleh memetik bunga ini. Meski begitu, bunga Edelweis ini sering digunakan sebagai simbol cinta, para pendaki biasanya akan mengirim foto edelweis setelah mendaki hingga sampai puncak kepada kekasihnya. Namun jika ingin memiliki edelweis pengunjung dapat membelinya di tempat budidaya Edelweis yang berada di Pasuruan Jawa Timur.

Baca Juga: Simbol Hati Nurani Pemerintah Mati, Jogja Memanggil Tabur Bunga

Untuk lebih lengkapnya mengenai keunikan edelweis berikut pemaparannya

1. Ditemukan di Indonesia lebih dari 200 tahun yang lalu
Bunga Edelweis diemukan di Indonesia pertama kali oleh Georg Cari Reindwardt orang berkebangsaan Jerman, pada tahun 1819 atau sekitar 200 tahu yang lalu, penemuan bunga ini tepatnya di lereng Gunung Gede Jawa Barat.

2. Dapat tumbuh hingga besar dan lama
Bunga Edelweis yang tumbuh di Gunung Sumbing Jawa tengah, pernah ditemukan tanaman ini dengan tinggi yang mencapai 8 meter dengan diamrter lubang lebih dari 15 cm , dan di perkirakan usianya sudah mencapai 100 tahun.

Baca Juga: Nahas, Pemuda Terlindas Truk Saat Bawa Kue Ulang Tahun dan Bunga

3. Familiar di kalangan pendaki
Karena habitatnya berada di puncak gunung, sangat mungkin tumbuhan ini sering ditemukan oleh para pendiaki, sehingga mereka familiar dengan tanaman ini, dan banyak ditemukan di berbagai hunung seperti Gunung Merbabu, Gunung Gede Paranggo, Gunung Lawu, Gunung Sumbing dan sebagainya.

4. Waktu mekar
Bunga Edelweis mekar pada bulan April hingga Agustus pada saat musim kemarau, dan saat musim hujan bunga ini berhenti mekar.

5. Akar yang tumbuh horizontal
Hal ini diungkapkan oleh Von Vaber, ahli botani asal Jerman bahwa akar edelweis mengandung mikrozia, dimana mikrozia tersebut menyukai lapisan tanah yang dekat dengan permukaan karena membutuhkan oksigen.

Baca Juga: Karangan Bunga Bupati Kulon Progo Sutedjo Viral, Sindir Hasto?

6. Bunga Abadi
Edelweis dijuluki bunga abadi karena bunganya yang dapat tidak gugur hingga 10 tahun lamanya. Hal ini disebabkan karena adanya hormon etilen yang mencegah kerontokan bunga, sehingga keindahan edelweis dapat terjaga secara alami hingga waktu yang lama.

7. Dapat bertahan di tanah tandus
Dengan kemampuan membentuk mikrozia pada akar-akarnya, maka akar-akar tersebut dapat efisien dalam mencari zat hara meskipun tumbuh di tanah yang tandus.

8. Hampir punah
Tahun 2004 Edelweis pernah dijarah oleh warga Dieng saat mencari kayu atau saat menanam pohon cemara, yang kemudian di perjualbelikan sebagai souvenir, di kawah Sikidang. Itulah mengapa tumbuhan Edelweis nyaris punah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ayo Media Network Gelar Turnamen Golf

Jumat, 3 November 2023 | 20:33 WIB
X