YOGYA, AYOYOGYA.COM- Upaya menurunkan angka stunting dan anemia di Indonesia tak lagi hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan. Kalangan industri perberasan kini turut mengambil peran penting dalam peningkatan gizi masyarakat melalui pengembangan beras fortifikasi, yakni beras yang diperkaya dengan vitamin dan mineral esensial.
Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, menegaskan bahwa fortifikasi beras merupakan langkah strategis dalam memperbaiki kualitas gizi masyarakat Indonesia, mengingat nasi menjadi makanan pokok utama di hampir seluruh daerah.
“Kita tahu bahwa stunting, anemia, dan kekurangan vitamin merupakan bagian penting dari masalah asupan masyarakat. Karena sumber karbohidrat terbesar di Indonesia berasal dari beras, maka sudah saatnya beras yang kita konsumsi bukan hanya mengandung karbohidrat, tetapi juga ditambah vitamin dan mineral mikro yang dibutuhkan tubuh,” ujar Sutarto, Kamis (30/10/2025).
Menurut Sutarto, penambahan zat gizi mikro seperti zat besi, asam folat, dan zinc mampu membantu menurunkan prevalensi anemia dan memperbaiki tumbuh kembang anak. Ia juga menekankan bahwa perbaikan gizi memiliki dampak langsung pada kualitas sumber daya manusia.
“Kalau vitamin dan zat gizi cukup, kemampuan daya pikir meningkat, tubuh lebih sehat, dan generasi kita tumbuh lebih baik,” tambahnya.
Sinergi Bisnis dan Gizi, Peluang Baru bagi Penggilingan Padi
Selain berdampak sosial, fortifikasi beras juga membuka peluang ekonomi baru bagi pelaku usaha penggilingan padi. Hal ini disampaikan oleh Burhannudin, perwakilan Perpadi yang hadir dalam acara bimbingan teknis tersebut.