Meski Raih 195 Juta Pelanggan Berbayar di 2022, Namun Margin Spotify Dibawah Ekspetasi

photo author
- Sabtu, 29 Oktober 2022 | 18:00 WIB
Ilustrasi Spotify © 2013. (facebook.com/Spotify)
Ilustrasi Spotify © 2013. (facebook.com/Spotify)

JAKARTA, AYOYOGYA.COM- Ada kabar mengejutkan dari penggemar musik.

Perusahaan raksasa streaming musik Spotify melaporkan 195 juta pelanggan berbayar pada kuartal ketiga 2022, naik dari 188 juta pelanggan berbayar atau premium pada kuartal sebelumnya dan di atas ekspektasi.

Meski demikian fokus yang berkelanjutan adalah pada margin perusahaan yang berada di bawah ekspektasi sebesar 24,7 persen dibandingkan perkiraan perusahaan sebesar 25,2 persen.

Baca Juga: Kaitan Gagal Ginjal Akut pada Anak, BPOM Akan Pidanakan 2 Perusahaan Farmasi

Perusahaan mengatakan ini sebagian karena pertumbuhan iklan yang lebih lambat dari perkiraan mengingat lingkungan makro yang menantang.

Selain itu, ada pembaruan yang diharapkan dari kontrak penerbitan besar di luar AS dan fluktuasi mata uang. Periklanan sangat terpengaruh di Eropa, menurut perusahaan. Namun, iklan hanya merupakan bagian kecil dari hasil perusahaan.

Sementara podcasting telah mendapatkan daya tarik dan pendapatan iklan, investasi 1 miliar dolar AS untuk sampai ke sana telah membebani profitabilitas perusahaan. Pada bulan Juni, perusahaan memperkirakan margin podcast akan berubah positif setelah 2022.

Tahun ini menandai dampak negatif puncak pada margin dengan segmen tersebut menjadi menguntungkan dalam satu hingga dua tahun ke depan. CEO Spotify Daniel Ek mengatakan hasilnya masih sejalan dengan janji itu, serta teori bahwa ini adalah tahun investasi bagi perusahaan.

“Ini semua berjalan seperti yang kami harapkan, terlepas dari lingkungan makro,” kata Ek, seperti dikutip dari Hollywood Reporter melansir Republika Sabtu (29/10/2022).

Spotify akan mempertimbangkan untuk menaikkan harga di AS, seperti yang dilakukan Apple Music dan pesaing lainnya. Ek mengatakan itu adalah salah satu hal yang ingin dia lakukan. Perusahaan akan melakukan percakapan dengan mitra labelnya mengenai hal tersebut.

Pada bulan Juli, perusahaan mengatakan sedang mempersiapkan penurunan ekonomi, meskipun belum berdampak banyak pada bisnisnya dengan memperlambat laju perekrutan sebesar 25 persen.

Baca Juga: Progres Pembangunan Tol Jogja-Bawen, Cagar Budaya Ndalem Mijosastran Diappraisal Ulang

“Saya percaya hanya yang siap yang bertahan, dan kami bersiap seolah-olah keadaan bisa menjadi lebih buruk,” kata Ek saat itu.

Spotify mengatakan tidak melihat "dampak material" dari penurunan ekonomi, selain pada bisnis iklannya. Namun, ke depan, Ek mengatakan perusahaan akan "lebih selektif" dengan "pengeluaran keseluruhan".

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Sumber: Republika

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X