YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM - Inflasi dan resesi terus mengancam dunia ditandai dengan mahalnya harga kebutuhan pokok, kebijakan pengetatan moneter berupa kenaikan suku bunga acuan di bank sentral sejumlah negara.
Diprediksikan pada 2023 mendatang dunia akan memasuki masa resesi. Hal ini juga diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani yang pernah mengingatkan dunia akan masuk dalam resesi tahun depan.
Melansir berbagai sumber bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) sudah menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin (bps) dari 2,25-2,5 persen menjadi 3-3,25 persen pada September 2022.
Baca Juga: Inflasi Bulanan DIY Melambat, Angkutan Udara Alami Deflasi
Suku bunga acuan bank sentral Inggris sudah naik 200 bps selama 2022. Inggris sendiri kini tengah dilanda krisis ekonomi yang disebabkan naiknya biaya hidup.
"Kenaikan suku bunga oleh bank sentral terutama di negara-negara maju secara cukup cepat dan ekstrim itu pasti akan memukul pada pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut," ujar Sri Mulyani.
Bank Indonesia (BI) pun memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen.
Lantas, apakah dalam kondisi seperti itu masyarakat jadi tidak bisa berinvestasi? Tentu saja bisa. Asalkan memilih instrumen investasi safe haven atau aset aman. Dengan berinvestasi di safe haven, maka risiko yang dihadapi investor juga lebih kecil.
Baca Juga: Kenaikan Harga Pakan Ternak dan Kurangnya Pasokan Hortikultura Dorong Inflasi DIY Mei 2022
Lalu apa saja investasi yang akan dan tahan banting saat resesi?
Melansir berbagai sumber, berikut rekomendasinya:
1. Surat Hutang Pemerintah Jangka Pendek
Surat hutang pemerintah jangka pendek
Untuk investor ritel atau investor perorangan, bisa membeli Surat Utang Negara Ritel seperti Sukuk, ORI, SBR, dan Sukuk Tabungan (ST).
2. Emas
Saat puncak pandemi kemarin, harga emas sempat melambung sangat tinggi. Dari yang tadinya Rp700.000 per gram untuk emas batangan, sempat menjadi Rp1.000.000. Dari situ terlihat nilai emas justru melambung saat kondisi ekonomi lesu akibat pandemi.
Baca Juga: Inflasi DIY Meningkat Karena Idulfitri dan Harga Migor Naik? Begini Penjelasannya
Artikel Terkait
Optimisme Warga Pada Vaksin Dongkrak Inflasi DIY
BI: Inflasi Berikan Ekspektasi Positif bagi Perbaikan Ekonomi DIY
Jaga Inflasi Tetap pada Levelnya, Butuh Komitmen TPID
Sebesar 0,71 Persen, DIY Alami Lonjakan Inflasi di Akhir 2021
Implementasi HET Minyak Goreng Efektif Jaga Inflasi DIY, Ini Penjelasannya