explore

Mahakarya Ridwan Kamil, Menelisik Kemegahan Museum Tsunami Aceh

Minggu, 24 Juli 2022 | 09:35 WIB
gambar kemegahan gedung Museum Tsunami Aceh, yang sanad akan filosofi serta sebagai tempat perlindungan. (Instagram @acehsquadrone)

ACEH, AYOYOGYA.COM- Tsunami Aceh, bencana alam besar tahun 2004 yang telah merenggut banyak nyawa orang dan menjadi duka mendalam bagi setiap orang yang mengingatnya. Museum Tsunami Aceh yang terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda, No 3 Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh ini dibangun dengan tujuan untuk mengenang dan memperingati Tsunami Aceh yang terjafi di tahun 2004.

Bangunan museum ini di desain oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil setelah memenangkan sayembara tingkat Internasional yang diselenggarakan pada 2007 dalam rangka memperingati musibah tsunami 2004, dan diresmikan pada 23 Februari tahun 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan baru dibuka untuk umum pada 8Mei tahun 2011.

Saat berkunjung ke museum ini, pengunjung akan di suguhkan berbagai memori yang mengingatkan akan kenangan tsunami tahun 2004 tersebut. Seperti di lantai 1 pengunjung akan melewati berbagai ruang seperti Lorong Tsunami yang panjangnya sekitar 30 meter, saat melewati lorong ini, pengunjung akan diperdengarkan lantunan ayat suci Al-Quran, aliran air, serta tangisan yang terdengar lirih, dengan hal ini wisatawan dapat terbayangkan kejadian tsunami 2004 silam dan hanyut dalam kesedihan yang pilu, di tambah pula dengan pencahayaan yang minim.

Baca Juga: Kenalan Sejarah Hagia Sophia Turki, Pernah Digunakan untuk Gereja, Masjid, Museum dan Kembali Jadi Masjid

Setelah melewati lorong, pengunjung akan dibawa menuju ruang kenangan, yang terdapat berbagai foto digital korban lengkap dengan lokasi gempa tsunami. Kemudian melewati lorong cerobong, yang menuju pada Jembatan Harapan, di jembatan ini terdapat 54 bendera negara yang membantu Indonesia khususnya Banda Aceh, setelah terjadinya musibah tersebut, dimana di setiap bemdera tertulis kata damai dengan bahasa negara masing-masing, sebagai simbol perdamaian.

Pada lantai dua, pengunjung akan disuguhkan berbagai foto dan lukisan yang menggambarkan kejadian tsunami tersebut. Di lantai dua ini wisatawan akan disuguhkan diorama yang menampilkan keadaan Aceh sebelum dan setelah kejadian tsunami. Selain itu, terdapat pula barang-barang milik warga yang menjadi saksi bisu dahsyatnya peristiwa tersebut, seperti Al-quran, sepeda, hingga alat rumah tangga. Pengunjung juga dapat merasakan sensasi tsunami di ruang audio visual 4 dimensi, dimana pengunjung akan diperlihatkan video tsunami, dan pada saat menampilkan gedung ambruk serta gempa, kursi penonton juga ikut terguncang, begitu juga saat terjadi ombak tinggi, pengunjung akan mersakan cipratan air serta angin yang berhembus, bahkan aroma terbakar pun tercium, seolah olah pengunjung benar-benar mengalami hal tersebut.

Baca Juga: Pameran Temporer Amex Museum Sonobudoyo: Upaboga, Ketika Makanan Punya Cerita

Desain museum ini tampak megah, dan seperti masjid, dengan dinding melingkar, dan desain berlubang yang artistik. Terdapat 4 lantai dan 3 lantai yang terbuka untuk umum. Lantai ke empat tidak digunakan untuk umum karena didesain sebagai ruang penyelamatan.

Bangunan ini sarat fungsi dan filosofisnya, museum ini selain sebagai tugu peringatan untuk mengenang para korban tsunami juga dibangun untuk tempat perlindungan bila terjadi bencana tsunami kembali, dengan bagian rooftop yang dirancang sebagai escape roof, atau area evakuasi bila terjadi banjir atau tsunami di masa mendatang.

Beberapa filosofi tergambar dari dinding museum yang dihiasi gambar orang-orang menari Saman dimana ini menggambarkan sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin dan kepercayaan religius suku Aceh. Atapnya juga di desain membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya juga didesain mirip rumah panggung yang selamat dari terjangan tsunami. Juga salah satu ruangang yang dinamai sumur doa, berisi nama-nama korban gempa dan tsunami Aceh.

 

Kemudian di lantai tiga, terdapat ruang geologi dan perpustakaan. Di lantai ini, pengunjung akan mendapat berbagai informasi terkait mitigasi bencana, serta cara kerja seismograf.

Berbagai fasilitas disediakan di museum ini diantaranya mushola, toilet, tempat makan, dan tempat parkir, yang dalam kondisi baik.

Baca Juga: Mengulas Sejarah Natto Kuliner Khas Jepang , Digunakan untuk Challenge di TikTok karena Rasa yang Aneh

Halaman:

Tags

Terkini

Ayo Media Network Gelar Turnamen Golf

Jumat, 3 November 2023 | 20:33 WIB