AYOYOGYA.COM - Berikut kumpulan fakta pembuatan dokumenter series (docuseries) In The Name of God A Holy Betrayal.
Docuseries In The Name of God A Holy Betrayal masih menjadi perhatian warganet lantaran berisi tentang pengungkapan empat sekte sesat di Korea Selatan.
Adanya pengakuan korban mantan pengikut salah satu sekte sesat di In The Name of God A Holy Betrayal, juga menjadi bukti tanya betapa mengerikannya ajaran sekte tersebut.
Baca Juga: LINK STREAMING In The Name of God A Holy Betrayal Sub Indo Resmi DI SINI
Sutradara Netflix In the Name of God A Holy Betrayal berbagi kisah menakutkan dari anggota sekte yang menguntitnya dan juga para korban.
Cho Sung Hyun, sutradara docuseries tersebut, tidak hanya berbagi bahwa realita ajaran sekte yang dipimpin Jeong Myeong Seok atau JMS, sepuluh kali lebih buruk daripada yang ditampilkan pada In The Name of God A Holy Betrayal.
Ada banyak liku-liku sepanjang pembuatan docuseries, seperti seringnya terjadi kebocoran informasi pribadi, yang menjadi pengalaman menyeramkan bagi tim produksi.
Dia mengklaim anggota sekte JMS, juga dikenal sebagai Providence, menguntit, mengancam, dan meretas dia dan para korban yang berpartisipasi dalam docuseries.
"Saya memiliki tongkat pertahanan diri tiga tingkat dan pistol setrum di mobil saya. Ini tidak pernah terjadi selama 15 tahun saya sebagai produser," kata sutradara Cho Sung Hyun.
Serial ini mencakup empat sekte sesat di Korea, yang pertama tentang JMS dan pemimpinnya yang bernama Jeong Myeong Seok.
Jeong Myeong Seok mengaku sebagai Mesias. Dalam upaya untuk membela pemimpin dan agama mereka, anggota JMS secara fisik mengganggu para pemain dan kru tim produksi In the Name of God A Holy Betrayal.
Bahkan, di awal episode pertama, Maple, seorang korban muda dari Hong Kong, terlihat diikuti dari Bandara Incheon ke hotelnya segera setelah dia mendarat di Korea untuk berbicara menentang JMS. Dia terus diawasi dari mobil di luar hotelnya.