YOGYA, AYOYOGYA — Seruan untuk menjaga kedamaian pasca prosesi adat belah kayu doli yang menandai perdamaian dua kelompok berselisih, tidak hanya berfokus pada keamanan, namun juga pada pentingnya pemulihan aktivitas sosial, pemerintahan, dan keagamaan yang sempat lumpuh akibat konflik.
Ketua Klasis GIDI Wilayah Yamo, Pdt. Telius Wonda, dalam pernyataannya menggarisbawahi bahwa meski situasi mulai kondusif, Kabupaten Puncak Jaya masih terlihat seperti “kota mati.” Aktivitas pelayanan publik dan kehidupan masyarakat belum kembali normal.
“Saya melihat sendiri bahwa sekolah belum berjalan, puskesmas belum aktif, bahkan ibadah pun belum sepenuhnya pulih. Kita tidak bisa bicara damai tanpa menghidupkan kembali kehidupan di tengah masyarakat,” ujar Telius.
Lebih dari sekadar menjaga ketertiban, Telius menekankan bahwa pembangunan dan pelayanan dasar harus menjadi fokus bersama setelah perdamaian adat dilakukan. Ia pun meminta seluruh elemen, termasuk tokoh masyarakat, pemuda, dan gereja, untuk proaktif mendorong warganya kembali ke kegiatan produktif.
“Kita jaga distrik, kita jaga gereja, tapi juga mari kita bangkitkan semangat belajar anak-anak, buka lagi sekolah, dan layani orang sakit di kampung. Perdamaian bukan hanya soal berhenti bertikai, tapi juga tentang mulai membangun kembali,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi peran aparat keamanan dan pemerintah daerah yang dinilai sigap mengawal proses perdamaian. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa kerja besar pemulihan sosial tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah.
Dengan nada harap, Telius menyampaikan bahwa damai yang telah diperjuangkan lewat simbol adat seperti belah kayu doli harus menjadi momentum kebangkitan seluruh sektor kehidupan di Puncak Jaya.
Baca Juga: Kenalkan Budaya, Color of Indonesia Bakal Gelar 2nd Yogyakarta Internasional Dance Carnival 2025
Imbauan ini menjadi pengingat bahwa pembangunan pascakonflik membutuhkan kolaborasi dan komitmen lintas sektor, agar perdamaian yang telah diraih bisa membawa perubahan nyata bagi masa depan masyarakat Papua di wilayah pegunungan.***