Kondisi Ekonomi Membaik, Bank BRI Optimistis Kredit Direstrukturisasi Menjadi Single Digit

JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menargetkan kredit yang direstrukturisasi akibat pandemi COVID-19 turun menjadi single digit dari total jumlah portofolio kredit pada tahun 2025. Saat ini, kredit yang direstrukturisasi BRI masih sebesar 7,64% dari total portofolio kredit.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan, pihaknya menerapkan strategi konservatif untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik. BRI mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.

"Kami melakukan upaya mitigasi yang sangat konservatif. Pencadangan-pencadangan yang kami lakukan cukup memadai sehingga dibandingkan posisi pre-pandemic kenaikannya cukup signifikan," kata Agus.

Hal itu pun mengatrol cost of credit, yang biasanya sebelum pandemi hanya sekitar 2% menjadi 3% selama masa pandemi. Sedangkan untuk tahun ini, perseroan memproyeksikan cost of credit mulai turun dan berada di kisaran 2,2-2,4%.

Meskipun kondisi industri perbankan nasional saat ini lebih baik dan cost of credit BRI mulai turun setelah didera pandemi, manajemen perseroan tetap melakukan pencadangan secara konservatif. BRI tidak ingin mengabaikan kondisi ekonomi di tataran global yang masih penuh ketidakpastian.

"Di negeri kita kondisinya masih lebih baik dari beberapa kawasan, baik dari sisi tingkat inflasi maupun pertumbuhan ekonomi kita juga masih relatif lebih tinggi di banding kawasan lain. Hal ini tentunya berpengaruh pada kondisi di sektor perbankan. Meskipun kondisi perbankan lebih baik, kami tetap melakukan pencadangan secara konservatif. Jadi meskipun kondisi domestik membaik, kami tidak mengabaikan kondisi di luar," kata Agus.

Dengan menerapkan strategi konservatif tersebut, BRI optimistis dapat mencapai target penurunan kredit yang direstrukturisasi ke single digit pada tahun 2025.