Alun-alun yang terdiri dari rerumputan ini menjadi tempat yang menarik untuk bersantai. Tempat yang menghadirkan pemandangan kota budaya dengan berbagai permainan anak dan kuliner ini menjadi daya tarik tersendiri.
Tentunya, kuliner khas yang biasa disebut dengan jajanan angkringan menghadirkan berbagai makanan khas dengan harga yang sangat terjangkau.
Anda bahkan bisa menikmati berbagai makanan berat hingga makanan ringan seperti rambak dan ronde di tempat ini.
Selain itu, tempat ini juga menghadirkan permainan anak-anak seperti sepeda hias, memancing, dan perosotan. Anda bahkan juga bisa mengunjungi alun alun tersebut untuk melihat kebo bule ketika menjelang magrib.
Baca Juga: Menghitung Hari, Ini Jadwal Lengkap Pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah Jumat Besok
Cagar budaya yang usianya 192 tahun dan hari ini dijadikan rumah dinas wali kota Surakarta.
Sejumlah peristiwa penting pernah terjadi di areal cagar budaya berusia 192 tahun yang kini dijadikan sebagai kompleks rumah dinas Wali Kota Surakarta.
Surakarta merupakan kota dengan sejuta pesona masa lampau yang ditandai oleh banyaknya bangunan tua peninggalan Kolonial Belanda.
Salah satunya dikenal sebagai Loji Gandrung dan menjadi kediaman resmi Wali Kota Surakarta. Loji Gandrung adalah bangunan seluas 3.500 meter persegi (m2) dan menjadi bagian dari kompleks rumah dinas seluas 6.295 m2.
Letaknya di Jl Brigjen Slamet Riyadi nomor 261, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan. Arsitekturnya paduan budaya Eropa dan Jawa yang menghasilkan gaya Indische.
Sentuhan budaya Jawa terlihat dari atap sirap kayu berbentuk segi lima dan bagian puncaknya ada menara semu berkaca patri.
Dikutip dari website resmi Pemerintah Kota Surakarta, bangunan ini awalnya tempat tinggal Johannes Augustinus Dezentje, saudagar perkebunan gula dan tuan tanah ternama di Ampel, Boyolali.
Ia hidup antara 1797 hingga 1839. Tinus, begitu Dezentje akrab disapa, adalah anak dari August Jan Caspar, seorang pejabat militer Kolonial Belanda terkenal saat itu dan punya hubungan baik dengan Keraton Kasunanan Surakarta.
Tinus membangun tempat tinggal besarnya itu pada 1830 atau setelah ia menikahi salah seorang anggota keluarga Keraton Kasunanan Surakarta bernama Raden Ayu Cokrokusumo.
Artikel Terkait
Persiapan Muktamar Muhammadiyah, Ini Rekomendasi 5 Hotel di Solo Dibawah 100 Ribuan
Muktamar Muhammadiyah di Kota Solo, Ini 4 Kuliner yang Dekat dengan Stadion Manahan
Sosis Gajahan dan Serabi Notosuman, 2 Rekomendasi Oleh oleh Muktamar Muhammadiyah di Solo
Jelang Muktamar Muhammadiyah, Menelisik Jejak KH Ahmad Dahlan di Kampung Sewu Kota Solo
Muktamar Muhammadiyah Bawa Anak?Ini Rekomendasi Hotel Murah yang Ada Kolam Renangnya