Sehingga akhirnya kelompok Komunis tersebut menginstruksikan pada semua golongan proletar dan kelas pekerja untuk menciduk orang-orang berdarah biru, termasuk slaah satunya Kardinah yang menjadi korban.
Diseret dari rumahnya di usia lanjut, ditelanjangi hingga diarak keliling kota Tegal, akhirnya Kardinah pura-pura pingsan supaya dilarikan ke rumah sakit.
Dari sana, ia pun akhirnya dapat dilarikan ke Salatiga.
Hingga wafatnya di usia 90 tahun, Kardinah memilih untuk tetap berada di Salatiga akibat trauma akan perstiwa itu.