Sementara itu, Pakar Ekonomi ISEI Aditia Febriansyah mengimbau kepada para pengusaha muda agar memperhatikan struktur budget/anggaran bisnis dengan cara melakukan efisiensi terhadap biaya operasional dan non-operasional, serta menyiapkan dana darurat atau jaring-jaring pengaman.
Selain itu, pengusaha muda juga diminta memperhatikan hutang-hutang yang berjalan. Jika dapat direstrukturisasi atau penjadwalan ulang akan sangat baik. Namun jika tidak bisa, maka pastikan hutang itu dapat terbayarkan karena hutang adalah persoalan reputasi.
"Yang perlu diingat pengusaha adalah menjaga reputasi karena bersifat selamanya sedangkan krisis hanya sementara," kata dia.
Pengusaha juga harus mampu mempertahankan kualitas produk/jasa yang dimilikinya demi mempertahankan konsumen. Bahkan diperkirakan akan kembali terjadi disrupsi yang akan mengubah model bisnis dan spending behaviour konsumen, sehingga diwajibkan untuk cepat beradaptasi.
Pengusaha juga diimbau untuk bisa mempertahankan tim (karyawan) sebanyak mungkin. Hal ini karena jika ada satu orang pegawai yang dipecat (PHK) maka efeknya akan dirasakan secara kumulatif baik di level mikro (kesejahterahan keluarganya) dan level makro (pengganguran nasional).
"Yang paling penting adalah pengusaha harus tetap tenang karena resesi hanya sementara," kata Adit.
Artikel Terkait
Pendaftaran Calon Ketua Umum HIPMI DIY, Cek Syaratnya!
Dukung IKN, HIPMI DIY Kecam Pernyataan Edy Mulyadi
BPD Hipmi DIY Dukung Polda DIY Antisipasi Tekan Penularan Covid-19
Dihadiri Ketua PBNU, Hipmi DIY Dukung Gerakan Syariah Preneur
Hipmi DIY Kecam Aksi Fitnah Pada Ketum Mardani H Maming
Bita Saraswati, Womanpreneur DIY ke pemilihan Duta Entrepreneur BPP HIPMI 2022
BPP HIPMI: Perbanyak Even di Jogja untuk Geliatkan Ekonomi Pengusaha Lokal dan UMKM
Bertemu BPP Hipmi, Presiden Jokowi Terima Laporan Persiapan Munas XVII Hipmi
Ternyata Sering Terjadi Juga Sebelumnya, Mengapa Pertemuan HIPMI Selalu Diwarnai Kericuhan?