Nah, investasi bodong biasanya menjanjikan return yang jumlahnya sangat besar, hingga puluhan kali. Contohnya, Anda dijanjikan imbal balik Rp 500 juta dalam setahun hanya dengan investasi Rp 10 juta. Keuntungan tersebut sudah tidak masuk di akal mengingat umumnya rentang nilai return investasi tidak setinggi itu.
Baca Juga: Begini Cara Sleman Antisipasi Inflasi dan Resesi di 2023
3 Manajerial dalam investasi tak tersertifikasi
Ciri lain yang mungkin menunjukkan kalau sebuah produk reksadana yang ditawarkan adalah investasi bodong adalah manajer investasinya. Produk reksadana yang aman memiliki manajer investasi yang telah tersertifikasi dan memiliki izin resmi dari OJK. Investasi bodong dipastikan tidak memiliki manajer investasi dengan sertifikasi demikian.
4. Sistem pencairan dana tidak clear
Investasi bodong pasti tidak memiliki sistem pencairan dana yang mudah dan jelas. Untuk mengetahui bagaimana pencairan dananya, Anda bisa membacanya di prospektus. Karena itu, jika prospektus dan sistem pencairan dananya tidak jelas, sebaiknya berhati-hati dan tidak melakukan investasi pada produk reksadana tersebut
5. Tidak memiliki prospektus yang jelas dan lengkap
Berbicara tentang investasi pada produk reksadana, tentu tak bisa dilepaskan dari yang namanya prospektus. Secara garis besar, prospektus adalah dokumen yang memuat informasi lengkap tentang produk reksadana yang dimaksud. Anda bisa melihat tujuan investasi, kebijakan, batasan, manfaat, hingga risiko investasi yang akan Anda lakukan di dalamnya. Tak ketinggalan informasi penting seperti siapa manajer investasi dan bagaimana track record-nya.
Artikel Terkait
Begini Analisa Pakar UGM Terkait Ancaman Resesi 2023
Lawan Ancaman Resesi dengan Investasi, Begini Tipsnya
Hadapi Resesi, Microsoft Telah PHK Ratusan Karyawan
Resesi, Industri Perbankan Miliki Peran Penting untuk Topang Pertumbuhan Ekonomi
Hadapi Resesi, Fakultas Ekonomi UMBY Beri Pelatihan dan Seminar Pasar Modal