Meski Kenaikan Harga Tak Terbendung Inflasi DIY Justru Terendah di Jawa, Ini Penjelasannya!

photo author
- Selasa, 4 Oktober 2022 | 11:30 WIB
Inflasi di DIY per September 2022 (Pixabay)
Inflasi di DIY per September 2022 (Pixabay)

YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM -- Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY pada September 2022 tercatat 1,05% (mtm).

Dengan capaian tersebut, secara tahunan inflasi DIY pada 2022 berada pada level 6,81% (yoy). Pada akhir Triwulan III 2022, DIY alami inflasi setelah sebelumnya alami deflasi secara bulanan.

Namun demikian, capaian inflasi bulanan DIY lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya di Jawa (DKI Jakarta (1,21%; mtm), Jawa Barat (1,21%; mtm), Banten (1,12%; mtm), Jawa Tengah (1,19%; mtm), Jawa Timur (1,23%; mtm).

Berdasarkan disagregasinya, inflasi DIY pada September 2022 didorong oleh kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) dan kelompok inflasi inti (core inflation), sementara kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) mengalami deflasi.

Budiharto Setyawan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta dalam siaran pers Selasa (4/10/2022) menuturkan Inflasi terutama bersumber dari dampak langsung kenaikan harga tarif bahan bakar kendaraan, di sisi lain komoditas hortikultura seperti bawang merah, cabai merah, dan minyak goreng melanjutkan deflasi, menahan laju inflasi yang lebih tinggi.

Baca Juga: Inflasi Bulanan DIY Melambat, Angkutan Udara Alami Deflasi

Adanya penyesuaian harga juga mempengaruhi daya beli masyarakat. Hal ini tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada level 124,8, masih optimis meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya yaitu 139,1.

Tertahannya keyakinan konsumen juga terpantau pada seluruh kategori pengeluaran, terutama pada responden dengan pengeluaran Rp3,1–4 juta.

Dari kelompok administered price, inflasi terbesar disebabkan oleh meningkatnya harga tarif bensin subsidi.

Selaras dengan kenaikan harga minyak dunia, pemerintah Indonesia melakukan penyesuaian harga bensin subsidi dan nonsubsidi per 3 September 2022.

Harga per liter Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000, solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800, dan Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500.

Adanya peningkatan harga ini berdampak langsung terhadap kenaikan tarif kelompok transportasi lainnnya seperti angkutan antar kota dan kendaraan roda dua online.

Sementara itu dari kelompok volatile food secara bulanan mengalami deflasi. andil inflasi terbesar berasal dari komoditas hortikultura, yakni bawang merah dan cabai merah, yang masing-masing menyumbang andil -0,04% (mtm).

Baca Juga: Kenaikan Harga Pakan Ternak dan Kurangnya Pasokan Hortikultura Dorong Inflasi DIY Mei 2022

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X