JPE 2025 Jadi Angin Segar bagi Industri Percetakan Lokal-Nasional

photo author
- Selasa, 20 Mei 2025 | 08:08 WIB
Jogja Printing Expo 2025 akan digelar pada 21-24 Mei 2025. (Dok.)
Jogja Printing Expo 2025 akan digelar pada 21-24 Mei 2025. (Dok.)

 

YOGYA, AYOYOGYA - Jogja Printing Expo 2025 menjadi pameran industri percetakan pertama yang diselenggarakan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 21-24 Mei 2025 bersamaan dengan acara Jogja Food & Beverage Expo, Jogja Pack & Process Expo dan Jogja All Tea Expo 2025.

Jogja Printing Expo 2025 akan menampilkan berbagai inovasi terbaru di bidang digital printing, mesin cetak industri, teknologi finishing, hingga solusi percetakan berkelanjutan. Pameran ini diharapkan bisa membantu meningkatkan industri cetak terkhusus di kota istimewa ini.

CEO Krista Entertainment, Daud D Salim menyatakan Jogja Printing Expo 2025 merupakan momentum penting bagi perkembangan industri percetakan di Jogja. Secara keseluruhan dari keempat pameran, ada sedikitnya 160 perusahaan yang bergabung.

“Sinergi keempat pameran ini menciptakan sebuah ekosistem industri yang saling terhubung mulai dari percetakan, pengemasan, makanan dan minuman, hingga sektor minuman the yang membuka peluang kolaborasi antar sektor serta memperluas jaringan bisnis lintas industri,” ungkapnya, Senin (19/5/2025)

Selama pameran berlangsung, berbagai seminar menarik digelar seperti PPGI (Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia) mengajak peserta menyelami dua topik kunci: “Prospek Bisnis Industri Berbahan Baku Kertas” dan “Prospek Bisnis Industri Kemasan”, mengulas dinamika rantai pasok serta inovasi produk dalam cetak modernyang terus berkembang.

Sementara itu, HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) mengangkat tema “Peluang dan Tantangan UMKM di Era Artificial Intelligence”. Menutup rangkaian seminar, Printpack Magazine menyajikan wawasan mendalam lewat sesi “Bringing Smarter Future for Printing Packaging Products”, membedah tren dan teknologi cetak kemasan masa depan yang siap bersaing di kancah global.

Lebih dari sekadar seminar, Jogja Printing Expo 2025 menghadirkan program Business Matching yang menghubungkan pelaku usaha, pemilik brand, penyedia teknologi, dan calon mitra bisnis potensial. Pertemuan yang dikurasi secara profesional ini menjadi momentum strategis untuk membangun kerja sama baru, memperluas jaringan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor grafika dan manufaktur kreatif.

“Seminar dan business matching ini menjadi wadah penting untuk mendukung industri percetakan dan pengemasan yang berkelanjutan dan adaptif,” katanya.

Ahmad Mughira Nurhani, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI), mengungkap event pertama kali di Jogja ini diharapkan bisa berlangsung ramai dan menarik untuk pengunjung. Saat ini industri percetakan di Indonesia sedang bersiap kembali menggeliat karena, tahun ini Kemendikbud dan Komisi 10 mengembalikan buku cetak pelajaran bagi siswa SD hingga SMA.

"Pameran printing di Jogja, menjadi sesuatu luar biasa karena sejarah panjang untuk percetakan di Indonesia. Kami berharap bisa membawa sesuatu yang positif bagi perusahaan maupun pengunjung dan menggeliatkan ekosistem percetakan," imbuhnya.

Ketua PPGI DIY, Roni Sugiarto juga menyebut dalam beberapa tahun terakhir kondisi industri grafika di Jogja mengalami penurunan secara umum. Banyak pengusaha bercerita omset mereka sepi dan turun karena adanya kebijakan atau regulasi efisiensi yang membuat pengurangan cetak mencetak di instansi serta sekolah.

"Akan ada regulasi buku sekolah dicetak kembali, ini menggembirakan untuk kami semua. Industri grafika di Jogja harapannya bisa bergairah lagi. Namun memang ada peningkatan di beberapa sektor terutama industri packaging atau kemasan. Adanya event JPE harapannya juga menggairahkan teman-teman industri percetakan di DIY," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yuna Pancawati menyoroti tantangan utama sektor ini, yakni peran Indonesia dalam perdagangan internasional yang dinilai masih relatif kecil. Dia menilai pameran seperti Jogja Printing Expo ini dapat menjadi jembatan strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

"Salah satu permasalahan industri percetakan di Indonesia adalah peran Indonesia dalam perdagangan internasional yang relatif masih kecil," ucapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X