YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM - Upaya melindungi produk batik asli Indonesia harus dilakukan. Mengingat membanjirnya produk batik dari berbagai negara di pasar global.
Sebagian produk dari negara lain kualitasnya kurang baik. Bahkan diantaranya bukan produk batik. Hal ini karena tidak melalui proses melukis menggunakan malam panas, seperti kain printing produk China.
Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik
(BBSPJIKB ) Kemenperin Hendra Yetty dalam Puncak Peringatan Hari Batik Nasional 2022 menuturkan membanjirnya produk kain printing di pasar global, berpotensi merugikan produk batik Indonesia.
Sebab bagi masyarakat awam, cukup sulit untuk membedakan antara batik dan kain printing. Sehingga keberadaan sertifikat Batikmark memiliki peran strategis, untuk melindungi batik Indonesia.
Baca Juga: Meriahkan Solo Batik Music Festival, bank bjb Hadirkan Promo Menarik dan Apresiasi Pelaku Batik
"Maka dari itu upaya melindungi batik Indonesia, juga dilakukan dengan edukasi kepada konsumen. Agar dapat dengan mudah membedakan batik dan kain printing. Edukasi dilalukan melalui beragam media. Seperti pelaksanaan workshop bagi mahasiswa dan pelajar, yang digelar BBSPJKIB pada peringatan HBN 2022," jelasnya.
Dalam acara ini juga diserahkan sertifikat Batikmark kepada 50 industri batik di Indonesia. Penyerahan secara simbolis dilakukan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, pada puncak peringatan Hari Batik Nasional,(HBN) 2022 Selasa (4/10/2022).
Hendra Yetty menjelaskan, pemberian sertifikat ini merupakan bentuk dukungan dalam upaya penjaminan mutu, kualitas dan keaslian produk batik Indonesia. Agar berdaya saing tinggi,baik di pasar lokal maupun global. Sekaligus menegaskan bahwa produk batik tersebut asli buatan Indonesia.
"Dengan demikian, batik Indonesia mudah dikenal dan terpercaya di kancah dunia",tegas Hendra Yetty.
Puncak peringatan HBN 2022 digelar secara hybrid, di Kantor BBSPJIKB), Yogyakarta. Selain Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB) 2022, juga digelar Workshop, Pameran, Pasar Batik dan penyerahan sertifikat Batikmark.
Baca Juga: Buka Rekening bank bjb Bisa Dapat Tiket Nonton Solo Batik Music Festival
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Dr. Ir Doddy Rahadi, MT menilai, wajar bila banyak negara yang mengembangkan batik sebagai produk ekspor. Setelah UNESCO menetapkan batik Indonesia, sebagai warisan Budaya Tak Benda peninggalan budaya dunia, tanggal 2 Oktober 2009.
Keputusan UNESCO ini membuat batik Indonesia lebih dikenal dunia. Kondisi ini berpengaruh terhadap nila ekspor batik Indonesia.
Data Kemenperin menyebut, nilai ekspor batik Indonesia pada tahun 2021 mencapai 46,24 juta USD. Pada semester 1 tahun 2022 nilai ekspor produk batik mencapai 27,42 juta USD juta.
Artikel Terkait
ASN Sleman Wajib Pakai Batik Selama Oktober
Tingkatkan Layanan di Masa Pandemi, Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogya Gelar Temu Pelanggan secara Daring
Wow! Saat Pandemi, Ekspor Batik 2021 Malah Capai 158 Juta US Dollar
Suga 'BTS' dan Sehun 'EXO' Pakai Batik, Kapan?
Sinergi dan Inovasi Wujudkan Industri Batik Bertahan di Era Pandemi