JAKARTA,AYOYOGYA.COM - Publik dibuat heboh dengan kabar keretakan rumah tangga pasangan yang sering mengumbar kemesraan di medsos yakni Rizky Billar dan Lesti Kejora.
Baru baru ini Lesti Kejora melaporkan sang suami akibat kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Melihat fenomena KDRT itu, Kepala Pusat Studi Wanita (PSW) UGM Widya Nayati menilai bahwa peristiwa itu terjadi akibat tidak ada kontrol diri dari yang bersangkutan. Hal itu pula yang menuntun kepada abainya seseorang terhadap tanggung jawab yang diembannya.
Baca Juga: Polisi Pastikan Dugaan KDRT Rizky Billar ke Lesti Kejora Bukan Settingan
"Nah kita sekarang kata-kata tanggung jawab itu kan dipikirnya tanggung jawab yang lain-lain, bukan perkara yang kecil-kecil tadi," kata Widya melansir Suarajogja.id.
"Tapi pada kenyataannya kalau sekarang ada selebriti yang mukul istrinya, dia tanggung jawabnya sebagai seorang suami apa? Tanggung jawab sebagai laki-laki apa? Tanggung jawab dia mengelola rumah tangga itu apa? Kan tanggung jawab to yang sebetulnya muncul itu," sambungnya.
Secara khusus, Widya menilai, KDRT sekarang ini erat dengan perkara 'keakuan' atau keegoisan yang belum lebur. Dalam artian, generasi sekarang masih banyak yang hanya memfokuskan semuanya pada dirinya sendiri.
Baca Juga: Tajir Melintir Sebelum Dinikahi Rizky Billar, Ini Sumber Kekayaan Lesti Kejora
"Jadi kok sepertinya ketika keakuan itu atau me time itu terganggu. Nah itu kok terus jadi tersinggung marah, yang munculannya kekerasan sama pembunuhan," tuturnya.
Kontrol emosi yang sangat kurang itu bisa disebabkan dari kurangnya pendidikan seseorang tentang masalah tersebut sejak kecil, sehingga hal itu menjadi tak terkontrol ketika bertumbuh dewasa.
"Nah marah itu kan ada kontrol harusnya. Kalau marah itu ya marahnya yang itu kaitannya dengan sampai memukul sampai mengucapkan kata-kata yang sangat luar biasa itu kan sebetulnya ada apa sih kok dia sampai ke ubun-ubun," cetusnya.
"Marahnya kok sampai dia tidak bisa mengontrol diri dan akhirnya sampai memuncak. Ada apa sebetulnya? Kenapa dia itu ketersinggungan sampai seperti itu? Apakah agama itu tidak bisa mengontrol untuk memaafkan? Apakah sopan santun menghargai orang itu sudah tidak ada?" imbuhnya.
Menurutnya, persoalan KDRT memang merupakan yang kompleks. Ada banyak faktor bisa menyebabkan hal tersebut terjadi dan menimpa siapa saja.