nasional

Peneliti Muda Indonesia Temukan Senyawa Antidiabetes Baru, Dapat Pengakuan dari Internasional

Sabtu, 6 September 2025 | 07:12 WIB
Dua ilmuwan muda Indonesia Juan Leonardo dan Fahrul Nurkolis menemukan senyawa baru bernama Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9). Temuan ini telah terdaftar di National Library of Medicine dan kini dalam proses pengajuan hak paten. (Dok.)

Siapa Mereka?

Juan Leonardo, kelahiran Jakarta tahun 1993, mengenyam pendidikan menengah di Shanghai, meraih gelar sarjana sains di Boston, dan menempuh pendidikan medis di Beijing University of Chinese Medicine. Ia juga aktif mengedukasi masyarakat melalui media sosial @juan.guladarah.

Sedangkan Fahrul Nurkolis, yang berasal dari Madiun, Jawa Timur, telah mencatat lebih dari 105 publikasi internasional, mengantongi hak paten atas senyawa antikanker dan antidiabetes, dan menjabat sebagai Wakil Presiden Medical Research Center of Indonesia. Kini ia berstatus sebagai peneliti di UIN Sunan Kalijaga dan mahasiswa pascasarjana di Universitas Airlangga.

“Kami bertemu di sebuah konferensi akhir 2022, lalu lanjut berkolaborasi karena punya visi yang sama: penelitian sains untuk penemuan obat baru,” tutur Fahrul.

 

Rangkaian Penelitian Sejak 2022

Proses penemuan Juanleoxy Fahrulanoside telah berlangsung sejak tahun 2022. Mereka menggabungkan literatur herbal klasik dengan metode modern seperti in silico screening, validasi metabolomik, serta uji in vitro awal.

“Lebih dari satu tahun, kami berinvestasi penuh—mulai dari karakterisasi senyawa hingga uji eksperimental pada hewan percobaan,” kata Juan.

Namun, perjalanan riset tidak selalu mulus.

“Kesulitan terbesar adalah keterbatasan fasilitas riset di dalam negeri, mulai dari instrumen canggih hingga pendanaan berkelanjutan. Tapi dengan kolaborasi internasional dan kreativitas memaksimalkan sumber daya lokal, tantangan itu bisa dilewati,” tambahnya.

 

Walau masih dalam tahap penelitian dasar, Juanleoxy Fahrulanoside memiliki potensi besar. Senyawa ini dapat dikembangkan menjadi bentuk sediaan seperti kapsul, tablet, atau bahkan minuman fungsional. Namun, tahapan berikutnya akan memerlukan proses panjang seperti uji praklinik, uji klinik, hingga izin edar resmi.

“Penelitian ini memberi harapan baru dalam pengendalian diabetes dengan mekanisme GLP-1 yang terbukti penting secara klinis. Jika dikembangkan lebih lanjut, ia bisa menjadi dasar terapi yang efektif, aman, dan berbasis kekayaan hayati di sekitar kita,” kata Juan.

 

Bagi Juan dan Fahrul, penelitian ini bukan sekadar capaian, tetapi juga soal komitmen pada etika ilmiah.

Halaman:

Tags

Terkini