Dari Tugu Golong Giling hingga Tugu Pal Putih, Ini Sejarah dan Filosofi Tugu Jogja

photo author
- Jumat, 15 Juli 2022 | 13:00 WIB
Ilustrasi Tugu Jogja, yang menjadi Landmark Kota Jogja.  (Pixabay)
Ilustrasi Tugu Jogja, yang menjadi Landmark Kota Jogja. (Pixabay)

YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM- Tugu jogja yang terletak di tengah-tengan perempatan Jalan Mangkubumi, Jendral Sudirman, AM. Sangaji, dan Jl. Diponegoro, yang sudah ada sejak 3 abad lalu dan menjadi ikon Kota Jogja hingga saat ini. Banyak wisatawan yang berburu mengambil gambar dengan latar tugu ini baik siang maupun malam.

Tugu ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I, pada tahun 1755 sebagai penanda batas utara Kota Yogyakarta. Awalnya tugu ini berbentuk silinder (giling) dengan puncaknya berbentuk bulat (golong) sehingga disebut Tugu Golong Giling, dengan ketinggian 25 meter.

Pada awal pembuatannya ini tugu Golong Giling memiliki makna "Semangat persatuan rakyat dan penguasa dalam melawan penjajah." atau dalam bahasa Jawa disebut "Manunggaling Kawula Gusti". Selain itu, juga mempunyai nilai simbolis yang menghubungkan Keraton Yogyakarta dengan Pantai Selatan Parangtritis, dan Gunung Merapi yang merupakan Garis Imajiner Yogyakarta.

Baca Juga: Kecam Terorisme, Massa Gelar Aksi Damai di Tugu Jogja

Tahun 1867, tepatnya pada 10 Juni, tugu tersebut runtuh akibat gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta.

Tahun 1889, pemerintah Belanda merenovasi seluruh bangunan tugu menjadi berbentuk persegi dengan tiap sisinya terdapat prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi tersebut. Renovasi ini juga mengubah bentuk puncak tugu, dengan membuatnya berbentuk kerucut ulir yang runcing. Selain bentuk yang diubah, tinggi dari tugu ini juga diubah menjadi 15 meter. Tugu ini juga menggunakan berbagai ornamen seperti kering, panah, waru, daun roto, daun teratai bintang sudut 6, wajik, dan sebagainya. Setelah renovasi ini Tugu Golong Giling kemudian disebut De White Paal atau Tugu Pal Putih.

Baca Juga: Pemda DIY Berharap Pengembangan Stasiun Tugu Selesai 2023

Hingga saat ini, perawatan tugu tugu terus dilakukan dengan tujuan untuk lebih memperindah tampilan tugu, seperti dengan menambah bola-bola yang terbuat dari bahan batu andesit yang mengelilinginya. Namun penambahan ornamen ini, tidak serta merta hanya untuk memperindah namun juga terdapat filosofi didalamnya, yaitu pemasangan bola-bola andesit juga dilakukan di titik nol, karena keduanya merupakan sumbu imajiner Tugu Jogja, Keraton Yogyakarta, Gunung Merapi, Panggung Krapyak dan Laut Selatan.

Baca Juga: Penumpang Senang Stasiun Tugu Gunakan GeNose: Hemat

Serta untuk mengingat serta melestarikan tugu golong giling, maka dibuatlah miniatur tugu golong giling tersebut, di sebelah tenggara Tugu Jogja, yang juga dilengkapi dengan sejarah tugu tersebut.

Demikian ulasan mengenai filosofi Tugu Jogja yang menjadi landmark Kota Jogja.

(Indah Nuryulianingsih / Magang Ayoyogya)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X