Namun dari jumlah itu, hanya 4,6 juta yang berdokumen.
Artinya ada sekitar 4,4 juta pekerja migran Indonesia yang bekerja di luar negeri secara ilegal atau undocumented.
Kondisi ini membuat pekerja migran Indonesia, terutama yang undocumented sangat rentan terkena masalah.
Dalam diskusi publik, sutradara Film Undocumented, Edy Purwanto menyebut, film Undocumented mengungkap beragam kisah sedih pekerja migran Indonesia di Malaysia saat wabah Covid-19.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Drawing Hingga Pertandingan Piala Dunia U-20 2023 di Argentina
Misalnya kisah pekerja migran yang terkena Covid-19 sehingga harus di isolasi atau dikarantina, yang meninggal sehingga terpaksa dimakamkan di Malaysia.
Juga pekerja migran yang terkurung di kongsi atau tempat tinggal sementara akibat kebijakan lockdown yang diterapkan pemerintah Malaysia.
Ketua SBMI Hariyanto Suwarno menyebut buruknya nasib yang dialami pekerja migran itu tak lepas dari kegagapan pemerintah dalam memberikan perlindungan.
Disatu sisi pemerintah menggunakan UU no 18/2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia yang jangkauan pelindungan terbatas hanya pada pekerja migran berdokumen.
Namun, jika mengacu pada UU 37/1999 tentang Hubungan Luar Negeri, negara wajib melindungi seluruh warga negara Indonesia yang berada di luar negeri jika terancam bahaya seperti bencana, perang ataupun wabah penyakit.
Film dokumenter Undocumented di launching tanggal 7 Maret 2023, dan saat ini memasuki periode nonton bareng atau nobar.
Selama sau bulan periode nobar, sudah ada lebih dari 70 lokasi nonton bareng yang digelar berbagai kalangan seperti akademisi, organisasi mahasiswa, organisasi pekerja migran dan juga kalangan aktivis.
Tak hanya di dalam negeri, nobar film Undocumented juga digelar di luar negeri, oleh Persatuan Pelajar Indonesia di Universiti Sains Malaysia (PPI USM) dan DPLN SBMI Malaysia.