"Ini bukan sekadar acara rohani, tetapi kami ingin ibadah ini berguna bagi masyarakat Yogyakarta, membantu keluarga menjalani hidup yang lebih baik serta membangun kerukunan dalam keluarga dan bermasyarakat," ungkapnya.
Selain berfokus pada penguatan spiritual, rangkaian kegiatan pertemuan regional ini juga diisi dengan doa bersama bagi bangsa dan negara. Iwan menyebut, pada momentum akhir tahun ini, para jemaah turut mendoakan korban bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia serta mendoakan pemerintah agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
"Selama kegiatan ini kami juga berdoa, bukan hanya untuk kegiatan kami, tetapi juga untuk masyarakat dan pemerintah Indonesia agar dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik," ujar Iwan.
Lebih lanjut, Iwan menilai bahwa pertemuan ini juga menjadi sarana introspeksi bagi setiap individu untuk merefleksikan perannya sebagai manusia ciptaan Tuhan, sekaligus menguatkan semangat saling membantu, peduli terhadap sesama, dan menjaga kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat yang majemuk.
Pertemuan “Ibadah Murni” menghadirkan beragam program, mulai dari ceramah Alkitab, sesi wawancara, pemutaran video, hingga doa bersama. Seluruh materi disusun untuk membahas secara mendalam makna ibadah yang benar dan penerapannya dalam kehidupan keluarga, sosial, dan bermasyarakat.
Salah satu peserta, Yanke Varentiningrum, warga Pleret, Bantul, mengaku rutin mengikuti pertemuan regional Saksi-Saksi Yehuwa bersama keluarganya. Ia merasakan manfaat besar dari kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
"Acara kebaktian seperti ini membuat kehidupan keluarga kami lebih bermakna, lebih kuat secara rohani, serta membantu kami menjadi orang tua dan warga negara yang lebih baik. Di tengah banyaknya masalah hidup, pertemuan ini menyegarkan dan memberi semangat untuk tetap bersukacita,” katanya.
Melalui pertemuan regional ini, Saksi-Saksi Yehuwa berharap nilai-nilai ibadah murni yang disampaikan tidak hanya berhenti di ruang pertemuan, tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memperkuat kerukunan keluarga, toleransi antarumat beragama, serta keharmonisan masyarakat Yogyakarta secara luas. ***