YOGYA, AYOYOGYA.COM - Menjelang libur akhir tahun, industri perfilman Indonesia kembali diramaikan dengan hadirnya film horor terbaru karya Kimo Stamboel berjudul Janur Ireng. Film yang digarap sebagai prekuel Sewu Dino ini dijadwalkan tayang pada 24 Desember 2025, menghadirkan nuansa mistis Jawa yang lebih intens dan pekat.
Sebagai prekuel, Janur Ireng mengisahkan akar konflik keluarga Jawa yang menjadi fondasi kemunculan peristiwa besar dalam Sewu Dino. Kimo Stamboel menyebut bahwa film ini tidak hanya mengandalkan unsur kejutan atau teror visual, tetapi juga kedalaman cerita.
“Jadi ini di film terbaru ini tidak hanya memunculkan sisi menakut-nakuti penonton, tetapi juga untuk membuka akar konflik yang terjadi pada film sebelumnya,” kata Kimbo, dalam keterangannya Minggu (30/11/2025).
Film ini diadaptasi dari novel horor karya SimpleMan, penulis yang juga melahirkan dunia Sewu Dino. Diproduksi oleh MD Pictures, Janur Ireng menjadi bagian penting dari perkembangan semesta horor lokal yang dalam beberapa tahun terakhir kian digemari penonton Indonesia.
Sebelum perilisannya di bioskop, Janur Ireng terlebih dahulu diperkenalkan ke publik melalui JAFF Market 2025. Dalam forum tersebut, Kimo Stamboel menegaskan bahwa tantangan utama dalam film ini adalah menghadirkan horor yang lebih pekat tanpa meninggalkan keaslian budaya Jawa sebagai latarnya.
Proses produksi Janur Ireng sudah dimulai sejak 2023, melibatkan tim efek visual dan tata suara yang bekerja secara intensif demi menciptakan atmosfer horor yang autentik. Film ini telah melalui proses sensor dan mendapatkan klasifikasi 17+, namun tetap dirancang agar dapat dinikmati penonton baru yang belum menyaksikan Sewu Dino
“Bagi penonton baru yang belum menyaksikan Sewu Dino tetap dapat mengikuti alur cerita film Janur Ireng,” ucap Kimo.
Dengan jadwal tayang bertepatan dengan malam Natal, Janur Ireng digadang-gadang menjadi salah satu film horor lokal yang paling dinantikan penghujung tahun ini. Selain menawarkan teror baru, film ini diharapkan mampu memperkuat posisi sinema horor Indonesia di kancah nasional maupun internasional.
Kimo menutup presentasinya dengan keyakinan bahwa film ini akan memuaskan rasa penasaran penonton. “Banyak pertanyaan dari penonton Seudino akan terjawab di sini. Prosesnya panjang, tapi hasilnya akan sangat menyenangkan,” tutup Kimo.
Dua aktor papan atas, Marthino Lio dan Rio Dewanto, kembali dipercaya memerankan karakter yang sudah dikenal penonton dari Sewu Dino. Keduanya menjadi jembatan penting agar kesinambungan cerita antar-film tetap kuat dan relevan. Kimo menambahkan bahwa pendekatan penceritaan kali ini lebih luas dan mendalam.
“Secara penceritaan, film ini berbeda. Ada sentuhan dari kita semua di dalamnya,” ujarnya.
Sosok Dela Atmojo, yang diperankan Gisellma Firmansyah, kembali menjadi karakter sentral dalam konflik keluarga yang diangkat. Melalui kilas balik, film ini mengungkap sisi personal Dela sebelum peristiwa besar dalam Sewu Dino terjadi.
"Karakter ini digali lebih dalam melalui kilas balik, memperlihatkan sisi Dela sebelum peristiwa besar dalam Sewu Dino. Di sini kita mencoba menghadirkan Dela yang lebih murni, tanpa atribut tambahan, benar-benar versi awalnya.” katanya. ***